Pemkab Lamongan sudah membentuk PD Pasar sejak 2010 lalu. Keberadaan PD Pasar tersebut menarik perhatian Panitia Kerja (Panja) Pasar DPRD Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur yang akan membentuk instansi serupa. kemarin (11/8), bertempat diruang Sasana Nayaka, mereka melakukan studi banding di Lamongan.
Rombongan Panitia Kerja (Panja) Pasar DPRD Kota Balikpapan Kalimantan Timur yang diketuai oleh Syukri Wahid ditambah dengan 6 orang anggotanya tersebut diterima langsung oleh Bupati Lamongan Fadeli didampingi oleh Plt Sekdakab Yuhronur Effendi dan Ketua Komisi B Fatchur.
“Posisi Balikpapan yang digunakan sebagai tempat transit dan kaya akan pelayanan di bidang jasa sehingga dipandang perlu memberikan manfaat kepada masyarakat lewat perusahaan daerah pasar,” ujar Syukri.
Dalam sambutannya Fadeli mengatakan, PD pasar yang dilebur sejak tahun 2008 dan baru diselesaikan pada tahun 2010 itu sempat ada dua kali mengalami perubahan yaitu dari yang pertama Perda nomor 8, kemudian dirubah ke Perda nomor 11 tahun 2010.
Tahun 2010, lanjut dia, PD pasar baru menyumbangkan Rp 207 juta. Sementara itu di tahun 2011 PD Pasar diharapkan bisa menyetorkan keuntungan hingga sebesar Rp 852 juta. Faktor minus itu juga tidak lepas dari Plaza Lamongan yang belum memberikan kontribusi besar padahal pemerintah mengharapkan bisa mengantongi keuntungan diatas Rp 1 milyar. “Maklum masih baru,” katanya.
Dia mengatakan hal itu terjadi karena kebutuhan di perusahaan itu. Kalau sebelumnya gaji ditanggung penuh oleh Pemda, sekarang ini ditanggung oleh perusahaan. Dan dari dampak tersebut sehingga total pendapatannya tidak seluruhnya disetor ke kas daerah (kasda).
Selanjutnya dari perkembangan itu, lanjut dia, perusahaan daerah yang sudah dibentuk itu kini telah memiliki maset yang tercatat yaitu sebesar Rp 175 milyar. Ini bukan dana yang diserahkan ke perusahaan tetapi aset-aset yang dikuasai Pemerintah Daerah yang dipisahkan terhadap perusahaan daerah pasar.
Dia menambahkan, Lamongan mempunyai 103 pasar desa yang masih eksis dan mendapatkan perhatian dari Pemda. Dari pasar desa tersebut, ada yang sudah dilakukan revitalisasi atau pemberian bantuan stimulan melalui dana revolving. Yakni diberikan untuk 46 pasar desa dengan dana bergulir sebesar Rp 200 juta setiap pasar. “Dana itu selanjutnya dapat diputar ke pasar desa lain,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar