Selasa, 16 Agustus 2011

Menjamurnya warkop dan cafe bisa berdampak buruk

Rembang-Wakil Bupati Rembang H. Abdul Hafidz akhir-akhir ini sangat prihatin, generasi muda sudah mulai kehilangan norma-norma bangsa dan agama. Akibatnya, bangsa Indonesia mulai kehilangan jati diri. Sehingga menjadikan krisis ideologi, moral dan krisis karakter. Sehingga kepercayaan bangsa ini semakin luntur terhadap bangsanya sendiri.. Hal itu disampaikan oleh wakil bupati Rembang-Haji Abdul Hafidz dalam temu muka generasi muda dengan pejuang 1945, di pendopo kabupaten Rembang, baru-baru ini.


Wakil bupati Rembang mengatakan dampak lunturnya wawasan kebangsaan dan karakter budaya adalah menjamurnya tempat-tempat hiburan berupa warung kopi dan kafe di rembang Karena di sana para pemandu karaoke diindikasikan berpakaian yang tidak pantas untuk dilihat.


Fenomena menjamurnya warung kopi dengan dilengkapi pramusaji wanita wanita muda juga berdampak pada produktivitas kerja masyarakat, karena sering begadang hingga larut malam. Kondisi ini akan memberikan image buruk bagi Rembang tanpa ada kendali.


Dengan alasan pemilik warung kopi untuk menopang kebutuhan ekonomi, Wakil bupati menegaskan hal itu tidak bisa jadi alasan pembenaran. Menurutnya masih banyak warung kopi tanpa pramusaji wanita penghibur yang tetap ramai didatangi pengunjung.


Untuk itu Pemkab Rembang setelah libur Lebaran nanti berencana menata regulasi pendirian warung kopi maupun kafe karaoke. Bisa dalam bentuk Peraturan Bupati, yang akan menekankan sanksi sanksi, apabila terjadi pelanggaran.


Sementara Data Dinbudparpora, dari 800-an warung kopi di Kabupaten Rembang, sebagian besar belum berizin. Demikian halnya dengan kafe karaoke, dari 7 lokasi, hanya ada dua yang sudah mengantongi izin hiburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar