Selasa, 04 Oktober 2011 17:10 |
Menjalankan sebuah bisnis, apapun jenis bisnisnya, memang memerlukan perencanaan yang sangat matang. Dengan perencanaan yang matang pula, seorang entrepreneur bisa mengolah sebuah peluang bisnis yang ada, menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Konsep itulah yang selalu dipegang oleh B. Subagio Hadiwidjojo, seorang entrepreneur yang bergerak di bidang food and beverages untuk kategori Donuts and Coffee, dengan brand Double Dipps. Kini dengan sistem waralaba yang dikembangkannya, Double Dipps telah memiliki lebih dari 100 gerai diseluruh Indonesia, hanya dalam waktu tiga tahun saja! Jalan hidup menjadi seorang entrepreneur memang sudah menjadi cita-cita pria yang lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, tahun 1964. Menjadi anak laki-laki pertama dikeluarganya, membuat Subagio sudah merasakan tanggung jawab yang besar untuk menghidupi keluarga, terutama dua orang adiknya. Terlebih lagi saat ia harus kehilangan sang ayah saat ia menginjak kelas dua SMP. “Saya harus berfikir tidak untuk diri saya saja, tetapi bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya. Kalau saya dulu kerja ikut orang, saya mungkin bisa menghidupi diri saya sendiri. Tapi kenyataannya, saya harus menghidupi juga adik-adik saya. Jadi tekat saya bulat untuk menjadi seorang entrepreneur. Lalu setelah SMA, saya ambil S1 tehnik sipil dan bekerja sebagai seorang kontraktor,” kenang Subagio, saat menceritakan masa mudanya. Sebagai seorang kontraktor, Subagiopun sudah terbiasa bekerja dengan konsep dan perencanaan yang matang. Pria yang mengidolakan Ir. Ciputra inipun mulai merancang mimpinya menjadi seorang wirausahawan dengan memulai bisnis kecil kecilan dibidang property. Baginya, konsep yang matang dalam berbisnis adalah kunci sukses seorang enterepreneur dalam menjalankan bisnisnya, terlepas bisnis apapun yang ia jalankan. “Saya melihat ini suatu peluang, kalau peluangkan tidak harus sama dengan latar belakang yang kita punya. Yang penting kita punya konsep yang tepat untuk menjalankannya. Dengan konsep yang kuat, kita bisa mempekerjakan tim yang tepat, agar bisnis kita bisa berjalan baik. Itu mengapa saya awalnya terjun di bisnis donat dan kopi, yang memang jauh dari latar belakang saya sebagai seorang kontraktor,” lanjut Subagio. Dalam menjalankan bisnisnya, Subagio pun tak lepas dari sebuah kegagalan. Baginya bisnis memang perlu melewati prosestrial and error, sebelum akhirnya mencapai kesuksesan. “Kalau bicara kegagalan, itu sudah merupakan makanan sehari-hari. Untuk sukses, kita harus terlebih dahulu melalui beberapa fase yang bisa membuat diri kita lebih dewasa. kalau diawal, karena kita ga punya modal, kita harus tunjukan kepada orang bahwa kita punya keahlian dan kejujuran. dari kejujuran itu, orang akan mulai percaya kepada kita. dari sana kita harus bina networking kita agar makin banyak relasi yang mempercayai kita untuk bekerjasama,” ujarnya. Dalam menjalani bisnis donatnya, Subagio tergolong cukup senior, karena ia memulai bisnis ini disaat telah menginjak usia 40 tahun. Namun, hal itu tak membuatnya merasa kalah dari pebisnis lain yang usianya jauh lebih muda darinya. Justru sebaliknya, ia merasa usianya adalah usia yang tepat baginya untuk bersaing di bisnis food and beverages. Diusianya yang telah matang dan pengalaman 20 tahun dibisnis property, ia pun sudah siap secara mental dan jam terbang, sebagai seorang enterepreneur. Baginya, pengalmanannya sebagai kontraktor telah menempa mentalnya, dan memberinya networking yang luas dikalangan pebisnis. Baginya, sebagai wirausahawan, seseorang harus bisa menjadi orang yang bisa dipercaya baik secara kemampuannya berbisnis maupun kejujurannya dalam menjalankan usaha. Hal itu nantinya akan memudahkannya untuk bisa menjalankan bisnis apapun, dan melewati kesulitan yang beragam dalam menjaga kelangsungan bisnisnya. “Saya bangga memulai usaha di atas kepala empat, karena track record saya sudah kelihatan di luar, nama baik saya sudah cukup dipercaya. Bagi saya itu faktor kunci yang tidak bisa ditukar dengan apapun,” ungkap Subagio. Sebagai enterepreneur yang cukup senior, pria yang juga sedang mengembangkan waralaba dibidang property inipun ingin agar bisnisnya bisa memotifasi orang lain untuk bisa terjun menjadi wirausahawan. Diapun yakin, dengan makin berkembangnya bisnis waralaba di Indonesia, akan membuka mata banyak orang tentang peluang bisnis dibidang kewirausahaan. Baginya, sebagai seorang wirausahawan, tantangan terbesar adalah bagaimana dirinya bisa menciptakan entrepreneur-enterepreneur baru. Jadi bukan hanya fokus terhadap bisnis yang digeluti saja, tapi seorangentrepreneur pun harus bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan lewat produk yang ia pasarkan. Bagi Subagio, menjadi pengusaha adalah sebuah mimpi yang harus diraih. “Untuk jadi pengusaha itu kita harus punya impian. Seorang pengusaha akan sukses jika memiliki visi yang jelas dari bisnisnya. Lalu kita harus punya hasrat, itulah yang akan membuat kita semangat untuk mengejar mimpi kita. Selanjutnya, kita harus kerja keras dengan semangat yang juga tinggi. Terakhir, jangan lupa berdoa karena bagaimanapun Tuhanlah yang memberi kita jalan yang terbaik,” ujarnya, menutup perbincangan. (*/Gentur) |
Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/kuliner/11697-subagio-hadiwidjojo-menuai-untung-di-bisnis-donat-dan-kopi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar