Kamis, 18 Agustus 2011

Nasib PSIR belum jelas

Rembang-Nasib PSIR belum jelas menyusul adanya larangan Pemerintah menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk pendanaan klub sepak bola. Untuk menentukan nasib PSIR kedepan, Ketua Umum PSIR Rembang Moch. Salim telah menawarkan pengelolaan tim itu kepada pihak ketiga.


Pengelolaan PSIR ditawarkan dikelola swasta karena PSIR dianggap memililiki peluang karena masih berada di level Divisi Utama. Sejauh ini sejumlah pihak ada yang tertarik untuk mengelola PSIR namun masih belum ada pembicaraan serius.


Dijelaskan Moch Salim, Selain menawarkan pengelolaan kepada pihak ketiga pihaknya juga masih menunggu masukan dari pecinta sepak bola di rembang. Pasalnya , sesuai dengan format baru kompetisi dari Pengurus baru PSSI, klub akan dibagi menjadi profesional dan amatir.


Sedangkan PSIR saat ini masih belum menentukan untuk memilih salah satunya. Padahal dari hasil Lokakarya Induk organisasi sepak bola di Indonesia PSSI dengan perwakilan sejumlah klub, antara lain mensyaratkan setoran deposito sebesar Rp2-5 miliar untuk bisa tampil di laga profesional.


Sementara itu syarat yang diadopsi PSSI untuk menentukan klub profesional adalah klub harus mempunyai payung hukum (berbadan hukum), punya kemampuan finansial yang bisa menjamin kelangsungan klub, infrastruktur yang memadai, personal dan pembinaan pemain muda, perangkat pertandingan dan lainnya (Sporting).


Ketua umum PSIR Moch salim menyebutkan, paling cepat akhir Agustus 2011, pihaknya akan berusaha memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut. Terkait dengan payung hukum, pihaknya segera akan membuat sebuah perseroan terbatas PSIR. Namun, apabila belum ada kesepakatan pengelolaan PSIR oleh pihak ketiga, akan diupayakan mencarikan solusinya dengan menyiapkan deposit minimal Rp2 milyar, walaupun langkah ini tidak mudah.


Apabila pecinta PSIR ingin tampil profesional tentunya ketentuan tersebut harus dilengkapi, Namun jika sebatas di liga amatir tentunya tidak menjadikan soal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar