Tampilkan postingan dengan label Hobby. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hobby. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Oktober 2011

seni bunga kering atau oshibana

Memang cantik, kan? Beberapa bunga sepertinya ada juga yang terlihat familiar di Indonesia.

Dulu waktu masih kecil, kalau ketemu bunga atau dedaunan yang unik, pasti langsung terpikir untuk mengepres dan mengeringkan dengan cara ditaruh diantara halaman-halaman buku yang cukup tebal. Sesudah kering bisa disusun di buku gambar lalu diberi keterangan, misalnya nama bunga atau daun yang dikeringkan dan dimana serta kapan bunga atau daun itu diambil. Jadi deh ensiklopedia buatan sendiri yang menarik ;)

Atau kalau mau, bunga dan daun kering itu bisa disusun ulang menjadi rangkaian bunga yang cantik dan diberi pigura. Hasilnya akan seperti ini:

Bisa juga bunga dan daun kering itu dikreasikan menjadi kartu seperti ini:


Kalau inget jaman kecil dulu rasanya kreatif banget (Maaf narsis, mumpung di blog sendiri ;p) Sekarang rasanya kemalasan mengalahkan segalanya, hehe.. Anyway, kalau teman-teman ada yang mau mencoba, ada video tutorial yang mudah diikuti di http://www.howcast.com/videos/387100-How-To-Press-Flowers-and-Leaves .

Selamat mencoba ya! :)

Gambar-gambar di atas aku ambil dari:
 
sumber: http://ludugove.blogspot.com/2010/07/flowers-parade.html

Jumat, 02 September 2011

Kaos Kreatif Dari Kain Perca

Saya tak menyangka sebelumnya bahwa usaha mengisi waktu luang membuat kaos kreatif sulam perca yang berawal dari tema-tema simpel untuk anak-anak ini merupakan bagian dari hobby "tua" yang orang bule bilang "patchwork" maupun "quilting". Para hobbiest crafting jenis ini "di luar negeri sana" sangat terorganisir dengan baik.

Saya cenderung melihat karya-karya para crafter patchwork quilt bule-bule ini sebagai karya crafter profesional, bukan lagi sekedar hobbiest. Bahkan mungkin sebenarnya patchwork itu sendiri telah menjadi bagian dari industri hobby yang telah mapan dan jelas konsumennya di daratan eropa atau amerika sana.
Sedikit tentang patchwork, secara mendasar ia adalah sebuah aktivitas atau proses menggabungkan/menyatukan lembaran-lembaran material (material yang biasa digunakan adalah kain perca) membentuk motif-motif tertentu (yang dikehendaki) baik motif nyata maupun abstrak.Oleh sebab itu masuk akal jika kemudian patchwork dikategorikan dalam bagian aktivitas seni, yang memang karyanya sangat dipengaruhi oleh inisiatif/inovasi "taste si seniman patchwork itu sendiri" Ada crafter yang menggemari pola-pola/pattern symetric, ada pula yang cenderung berkarya dalam pola-pola sebaliknya (asymetric).Bertolak dari hal ini, saya punya ambisi pribadi, lebih tepatnya sih sebuah rencana jangka panjang atau cita-cita kali yee???
ingin sekali menjadikan aktivitas yang awalnya iseng "patchwork quilt"ini menjadi benar-benar hobby yang kemudian mampu memberi manfaat tidak lagi hanya bagi saya, namun buat orang-orang di sekitar kami (Tim Kaos Kreatif)

Sabtu, 20 Agustus 2011

Berawal Hobi Seriusi Bisnis Reptil

PDF Cetak E-mail
Kamis, 18 Agustus 2011 16:30
Arntz Ignatius Wahyu mengawali bisnis breeding reptil dari nol. Pria akrab disapa Arntz itu, menggemari reptil karena keunikan dan keekstreman hewan tersebut. Hingga kini hobi itu berlangsung lima tahun.

reptil0911Menurutnya, banyak manfaat bisa didapatkan dari memelihara hewan melata. Menurutnya, tidak semua reptil itu buas. Namun sayang, pemahaman masyarakat tentang reptil seperti ular cenderung buas dan berbisa. ”Kita berikan edukasi ke masyarakat kalau tidak semua hewan itu jahat. Kalau semua hewan jahat tentu akan musnah,” ujar Arntz tergabung dalam komunitas Semarang pecinta reptil (Smart).

Memelihara reptil, imbuhnya, tidak sembarangan. Kalau sudah bisa breeding sendiri, para anggota Smart ini justru memiliki kepedulian besar. Mereka akan mengembalikan hewan tersebut ke habitatnya. Bahkan untuk hewan yang dilindungi, mereka akan mendapatkan surat keterangan dari instansi negara karena turut menjaga kelestarian satwa. ”Dengan mengembalikan hewan-hewan ini ke habitatnya, itu sama saja kita menjaga keseimbangan lingkungan,” terangnya.

Koleksi reptil Arntz tak sebatas iguana saja. Dia juga memelihara ular, kura-kura, landak Australia, dan kodok pacman. Baginya breeding itu menyenangkan. Ia pun sering berganti selera. Kalau satu hewan sukses dibiakkan maka akan berganti hewan lainnya.

Landak Australia misalnya, sudah berhasil dia kembangbiakkan. Dalam jangka empat bulan, satu indukan landak mampu dikembangbiakkan menjadi 4-6 ekor. Pengetahuan memelihara reptil ini diperolehnya dari pengalaman dan membaca buku. Pernah suatu kali, karena minim pengetahuan empat pasang landak yang didatangkan mati semua. Itu karena habitat dan makanan yang diberikan tidak sesuai.

”Beragam pengalaman saya peroleh, mulai salah makan dan akhirnya hewan itu mati. Ada pula yang berhasil dikembangbiakkan tapi malah anaknya dimakan induknya sendiri,” ujarnya. (*/SM)

Sumber:
 http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/10592-berawal-hobi-seriusi-bisnis-reptil.html

Jumat, 19 Agustus 2011

Berawal Hobi Seriusi Bisnis Reptil




PDF Cetak E-mail



Kamis, 18 Agustus 2011 16:30
Arntz Ignatius Wahyu mengawali bisnis breeding reptil dari nol. Pria akrab disapa Arntz itu, menggemari reptil karena keunikan dan keekstreman hewan tersebut. Hingga kini hobi itu berlangsung lima tahun.

reptil0911Menurutnya, banyak manfaat bisa didapatkan dari memelihara hewan melata. Menurutnya, tidak semua reptil itu buas. Namun sayang, pemahaman masyarakat tentang reptil seperti ular cenderung buas dan berbisa. ”Kita berikan edukasi ke masyarakat kalau tidak semua hewan itu jahat. Kalau semua hewan jahat tentu akan musnah,” ujar Arntz tergabung dalam komunitas Semarang pecinta reptil (Smart).

Memelihara reptil, imbuhnya, tidak sembarangan. Kalau sudah bisa breeding sendiri, para anggota Smart ini justru memiliki kepedulian besar. Mereka akan mengembalikan hewan tersebut ke habitatnya. Bahkan untuk hewan yang dilindungi, mereka akan mendapatkan surat keterangan dari instansi negara karena turut menjaga kelestarian satwa. ”Dengan mengembalikan hewan-hewan ini ke habitatnya, itu sama saja kita menjaga keseimbangan lingkungan,” terangnya.

Koleksi reptil Arntz tak sebatas iguana saja. Dia juga memelihara ular, kura-kura, landak Australia, dan kodok pacman. Baginya breeding itu menyenangkan. Ia pun sering berganti selera. Kalau satu hewan sukses dibiakkan maka akan berganti hewan lainnya.

Landak Australia misalnya, sudah berhasil dia kembangbiakkan. Dalam jangka empat bulan, satu indukan landak mampu dikembangbiakkan menjadi 4-6 ekor. Pengetahuan memelihara reptil ini diperolehnya dari pengalaman dan membaca buku. Pernah suatu kali, karena minim pengetahuan empat pasang landak yang didatangkan mati semua. Itu karena habitat dan makanan yang diberikan tidak sesuai.

”Beragam pengalaman saya peroleh, mulai salah makan dan akhirnya hewan itu mati. Ada pula yang berhasil dikembangbiakkan tapi malah anaknya dimakan induknya sendiri,” ujarnya. (*/SM)
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/10592-berawal-hobi-seriusi-bisnis-reptil.html