Tampilkan postingan dengan label tips bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tips bisnis. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Oktober 2011

7 Poin Utama Keberhasilan Ekspansi Ritel

Views :185 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 03 Oktober 2011 14:14
tokobabekuBagi Anda yang menyukai dan menekuni bidang bisnis ritel, paparan berikut ini sangat sayang jika Anda lewatkan. Di tengah persaingan yang sengit dalam dunia ritel sekarang ini, kinerja yang profitable dan konsisten adalah sebuah tantangan besar yang harus dijawab. Berikut adalah 7 poin utama yang harus disimak jika ingin memenangkan kompetisi di bisnis ritel dunia.

1. Pilih pasar dengan cermat
Memilih pasar yang tepat membutuhkan kejelian sekaligus pengetahuan. Untuk menentukan tempat yang menjadi target kegiatan bisnis dengan baik, kita perlu melakukan analisis terhadap pasar yang ada. Mengapa? Karena setiap pasar memiliki karakteristiknya sendiri. Setelah mengetahui karakteristik pasar yang akan dituju, kita baru bisa meneliti cara untuk menyesuaikan merek dengan pasar tersebut agar lebih berpeluang diterima dengan baik oleh pasar, yang pada gilirannya akan membuatnya menguntungkan. Di masa sekarang, kehadiran sebuah bisnis di ranah maya sudah menjadi prasyarat agar bisa menjangkau lebih banyak konsumen. Namun tentu saja jalur online ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus diintegrasikan dengan metode-metode lainnya.

2. Lakukan ekspansi globalSaat berekspansi ke negara lain, pertimbangkan untuk menggunakan pendekatan portofolio karena sesungguhnya inilah yang diterapkan oleh para pemain global yang ada. Diperlukan sebuah keseimbangan antara pasar-pasar dengan pertumbuhan yang berbeda.

3. Mengerti bahwa konsumen di negara berkembang itu cerdasPasar yang sedang berkembang sering dikonotasikan dengan ketertinggalan dan karena itu kita sering menganggapnya kurang berwawasan dan berpengetahuan. Hal ini sering bertentangan dengan apa yang kita temui di lapangan. Para konsumen di pasar berkembang kadang justru memiliki selera, tuntutan dan pengetahuan yang lebih baik dari para konsumen di pasar yang sudah lebih mapan. mereka kadang juga lebih kritis dan menuntut. Pahamilah mereka sebagai kelompok orang yang kita harus layani. Dan tanamkan kesadaran bahwa mereka adalah manusia yang dinamis yang bisa berubah seiring waktu.

4. Pesaing lokal tidak selalu lebih lemahPemain lokal sering dipandang sebelah mata. Sering karena terlalu kagum dengan pemain luar yang terlihat lebih besar dan ‘berduit’, orang menjadi abai dengan kekuatan para pesaing lokal. Keunggulan para pemain lokal yaitu kedekatan mereka dengan budaya dan karakter masyarakat setempat, kemapuan untuk memahami pola pikir konsumen setempat yang tiada duanya dan bagaimana mereka bisa merangkul pemerintahan yang berkuasa. Tak hanya itu, pemain-pemain lokal juga para peniru praktik-praktik terbaik dari rival kelas dunia. Mereka dengan kearifan lokalnya mengadopsi pelajaran-pelajaran terbaik dari luar untuk diterapkan di dalam.

5. Ketahui bahwa aturan organisasi global dan nasional berbedaKoridor untuk organisasi skala dunia dan skala nasional memiliki perbedaan yang relatif signifikan. Saat Anda hendak bermain di kancah global, mau tak mau Anda harus menentukan tingkat mana pengambilan keputusan terjadi untuk berbagai aspek. Bisnis ritel mencakup detil tetapi ekspansi global adalah bagaimana membangun skala agar bisa menemukan titik keseimbangan.

6. Sadari kecemerlangan bakat lokalSatu lagi potensi lokal yang tidak bisa diremehkan: bakat-bakat lokal yang tersembunyi. menggali dan merekrut bakat lokal merupakan sebuah prioritas utama dan pertama dalam ekspansi global. Makin cepat bakat lokal dilebur dalam bisnis, akan semakin baik pula hasilnya kelak. Dengan menyertakan bakat lokal, kesuksesan jangka panjang juga akan lebih mudah dicapai dan dipertahankan.

7. Ekspansi global membutuhkan pandangan jangka panjangEkspansi ke kancah global mengharuskan kita untuk memiliki perspektif dan pandangan jangka panjang. Diperlukan waktu dan kesabaran untuk bisa menjalani proses ekspansi. Break even point (BEP/ titik impas)  kadang cukup lama untuk bisa dicapai. Namun jika diteropong dalam kacamata jangka panjang, pastikan terjadi tren positif, bukan sebaliknya. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11659-7-poin-utama-dalam-keberhasilan-ekspansi-ritel.html

Trik Menyampaikan Paparan Bisnis dengan Tepat

Trik Menyampaikan Paparan Bisnis dengan Tepat Views :637 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 03 Oktober 2011 09:21
pitch1011Paparan bisnis memberikan Anda kesempatan yang sangat singkat untuk menjual ide, produk atau bisnis Anda kepada investor, kolega, dan kontak bisnis lainnya. Tujuan paparan bisnis adalah untuk mendapatkan perhatian agar para investor ingin duduk lebih lama untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Anda tidak perlu untuk berbagi semua rincian bisnis saat paparan pertama. Pertemuan tindak lanjut dapat dilakukan untuk pembicaraan selanjutnya.

Berikut beberapa instruksi agar paparan bisnis Anda efektif:

1. Identifikasi tujuan paparan bisnis dan pendengar yang dituju. Sebagai contoh, Anda mungkin berniat dalam pertemuan dengan investor potensial membahas dukungan untuk bisnis baru Anda. Jauhkan hal ini dari tujuan ini ketika Anda merencanakan paparan agar investor penasaran mengenai paparan Anda selanjutnya.

2. Tuliskan poin-poin paparan agar terwujud hasil yang Anda inginkan. Sertakan fakta-fakta untuk mengilustrasikan poin Anda dan manfaat bagi para pendengar.

3. Sesuaikan informasi untuk membuat paparan dapat menggambarkan bagaimana produk, layanan atau ide bisnis Anda berbeda dari pesaing. Investor, bahkan pelanggan menginginkan sesuatu yang berbeda yang lebih baik dari produk serupa.

4. Praktekan memberikan  paparan beberapa kali sehingga Anda dapat melakukannya dengan lancar dan percaya diri.

5. Ciptakan antusiasme pendengar tentang prospek Anda. Sajikan informasi dengan percaya diri.

6. Akhiri paparan agar ditindaklanjuti. Misalnya, meminta investor untuk dapat mengatur pertemuan membahas peluang investasi lebih terinci. Bingkai permintaan tersebut dengan cara yang sulit untuk ditolak. Tanyakan kapan Anda dapat melakukan pertemuan kembali bukan menanyakan apakah investor tertarik dalam bisnis tersebut.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11642-trik-menyampaikan-paparan-bisnis-dengan-tepat.html

Senin, 03 Oktober 2011

Membidik Pasar dengan Jaringan Internet

PDF Cetak E-mail
Minggu, 02 Oktober 2011 08:30
Saat ini, berselancar di dunia maya telah menjadi kebutuhan utama para generasi 3G. Generasi ini terkoneksi dengan internet dalam hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan belanja berbagai kebutuhan mereka.

bis_ol0911Tak heran, selain jejaring sosial, situs jual-beli pun menjamur. Ribuan situs belanja online ini menawarkan mulai dari makanan, pakaian, barang elektronik, hingga berbagai kebutuhan pelengkap hobi.

Banyak juga orang yang tergiur dengan mudahnya mengisi pundi-pundi uang melalui bisnis dalam jaringan (daring) tersebut. Sekilas, celah bisnis ini memang mudah dan menjanjikan. Dengan hanya bermodalkan perangkat komputer lengkap dengan jaringan internet, serta kamera digital atau telepon seluler berkamera untuk mengambil gambar, kita sudah bisa membuat website dan memulai usaha virtual kita.

Namun, mendirikan usaha online sebenarnya gampang-gampang susah. Banyak orang yang coba-coba kemudian akhirnya gulung tikar karena berbagai faktor. Mulai dari kendala manajemen, kesulitan modal dan menggaet pasar, hingga kendala teknis seperti pengelolaan situs. Karena itulah, diperlukan beberapa pengetahuan dasar untuk memulai bisnis online ini.

Melek teknologiIni adalah hal mutlak yang harus dikuasai mereka yang ingin memulai bisnis online. Pemahaman akan domain, hosting, serta proses persiapan website termasuk dasar pengetahuan yang harus dikuasai calon e-marketer.

Memanfaatkan domain atau hosting gratis memang bisa menjadi alternatif. Namun, risikonya, ketika domain atau hosting tersebut bermasalah dan dihapus, akun kita pun akan ikut hilang tanpa ada back up.
Penguasaan teknologi juga termasuk pemahaman akan sistem pembayaran, misalnya dengan menggunakan payment processor, transfer antar-rekening, atau pemanfaatan Pay Pal. Aspek lain dalam melek teknologi ialah memahami dan menguasai pengelolaan situs bisnis. Di antara aspek ini adalah bagaimana kita mengamankan website yang kita bangun, menghindari jebakan search engine, hingga maintenance.

Penguasaan pasar

Ceruk bisnis online masih sangat besar seiring dengan gaya hidup masyarakat yang familiar dengan internet. Kesibukan dan kemalasan berdesakan di pasar untuk membeli barang kebutuhan juga menjadi alasan mengapa bisnis online masih akan menjadi usaha yang prospektif.

Membidik pasar yang segmentatif bisa jadi jalan Anda meretas kesuksesan berbisnis online. Misalnya, menjual barang-barang pelengkap hobi seperti melukis, berkebun, automotif, dan fotografi. Atau, bidiklah pasar yang cukup luas dengan memperdagangkan pakaian dan makanan.

Penguasaan pasar juga dapat dilakukan dengan melakukan riset mendalam tentang rencana bisnis Anda.

Siapkan jasa kirim

Pelanggan e-store menginginkan kepraktisan dan keinstanan. Mereka tidak ingin mengeluarkan peluh untuk mendapatkan barang-barang yang mereka inginkan dan butuhkan. Ditambah lagi, mereka tak ingin menunggu lama hingga barang tersebut ada di tangan.

Karena itu, siapkanlah sistem pengiriman barang dagangan Anda sebaik-baiknya. Lakukanlah survei tentang jasa pengiriman barang yang dapat mendukung usaha Anda. Jasa-jasa pengiriman biasanya juga menyediakan jasa langganan dengan biaya lebih terjangkau.

Terapkan manajemen yang baik

Pengelolaan bisnis online tidak hanya melulu tentang maintenance situs jualan, tetapi juga manajemen pemasaran, suplai dan distribusi barang, hingga pembukuan keuangan.

Jika Anda merasa membutuhkan rekanan atau pegawai, jangan ragu mencari orang yang dapat membantu Anda. Tentu saja, keputusan tersebut tetap perlu melalui berbagai pertimbangan. Siapa tahu, dengan bekerja sama, usaha yang Anda rintis akan mengantarkan Anda menuju puncak kesuksesan. (*/Okezone)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/11624-membidik-pasar-dengan-jaringan-internet.html

Sabtu, 01 Oktober 2011

Bertahan dari Serangan Online


PDF Cetak E-mail
Jumat, 30 September 2011 13:28
hackerBeragam strategi digunakan perusahaan untuk melawan perentas alias hacker. Sifat alami serangan online yang anonim ialah mudah diakses dan disebar membuat potensi krisis kian besar.

Parahnya, serangan semacam ini bisa mudah disebar secara instan pada jutaan orang melalui jejaring sosial. Kemampuan perusahaan mengatasi hal semacam ini tak hanya mencegah kerusakaan reputasi dan hal tak diinginkan serta menambah nilai perusahaan itu sendiri.

Perusahaan yang berhasil mengatasi masalah semacam ini menunjukkan memiliki kemampuan eksekusi di era modern yang membantu menentukan cara perusahaan mengartikan sesuatu. Berikut beberapa perencanaan pertahanan digital yang efektif.

Tingkatkan kewaspadaan

Respon perusahaan terhadap hacker harus ditingkatkan. Untuk bisa gesit dibutuhkan persiapan. Perusahaan harus siap tiap saat mengeluarkan pernyataan online perusahaan, siaran pers, pesan video, media sosial, email atau tweet. Perusahaan harus siap meluncurkan situs mikro yang bisa diaktifkan saat krisis. Kegagalan akan merusak kredibilitas dan menyerahkan ‘ladang’ pada musuh.

Tingkatkan pengawasan

Buat rencana pertahanan digital untuk memantau tanda-tanda peringatan dini online. Saat ini, kejadian yang paling mencolok harus dianggap serius dan dievaluasi untuk mengetahui konsekuensi-konsekuensi negatifnya.

Tambal kebocoran

Dunia media sosial tak mudah dikendalikan. Informasi tersedia dan menyebarkan sangat mudah dan ada kemungkinan sebuah situs dibajak. Perusahaan perlu menginformasikan pada karyawannya mengenai prinsip keamanan digital. Termasuk, pedoman media sosial dan kebijakan apa yang diizinkan untuk dibagi secara online dan cara menjaga informasi.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/11583-bertahan-dari-serangan-online.html

Mengatasi Keluhan Klien Kasar di Telepon

Views :859 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 30 September 2011 09:14
on_phone0911Salah satu tugas paling menantang dari pekerjaan pelayanan konsumen ialah berurusan dengan klien yang keras dan kasar di telepon. Anda mungkin tergoda merespon hal tersebut dengan menutup telepon. Namun, terdapat metode yang lebih baik untuk penanganan situasi tersebut. Dengan menggunakan metode ini, sang klien tidak memungkinkan dapat mengendalikan respons Anda sehingga memungkinkan Anda dapat menyelesaikan keluhan tersebut dengan cepat dan efisien.

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi klien yang mengeluh dengan kasar:

1. Tetap tenang. Dengarkan klien. Jagalah perilaku profesional Anda.

2. Menetapkan batas-batas jika pembicaraan berubah kasar. Informasikan kepada klien nada percakapan yang kasar dan Anda akan menghentikan pembicaraan jika perilaku tersebut terus dilakukan. Selanjutnya, hentikan pembicaraan jika perilaku klien tersebut tidak berhenti.

3. Anda dapat mencairkan situasi. Menawarkan permintaan maaf dan menjelaskan singkat aturan-aturan dasar percakapan. Katakan kepada klien bahwa tidak ada yang dapat dicapai sampai ia tenang dan memungkinkan Anda mengetahui hasil yang diinginkan.

4. Langsung kendalikan percakapan. Katakan dengan sopan, "Saya minta maaf atas keluhan Anda, bagaimana saya bisa mengatasi ini untuk Anda?" Fokus pembicaraan tersebut bertujuan agar klien lebih fokus pada pemecahan masalah.

5. Ajukan pertanyaan detail dan terbuka untuk klien. Perjelas masalah dengan klien dan bekerja ke arah resolusi.

6. Setelah itu, tawarkan kepada klien untuk berbicara langsung dengan supervisor atau menghubungi klien kembali pada waktu yang lebih nyaman untuk menyelesaikan masalah.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/53-pelayanan-konsumen/11569-mengatasi-keluhan-klien-kasar-di-telepon.html

Rabu, 28 September 2011

Membuat Bisnis Keluarga Tetap Eksis

Tips Bisnis
PDF Cetak E-mail
Selasa, 18 Januari 2011 11:01
fam_biz1Bisnis keluarga mampu bertahan berkesinambungan puluhan tahun jika dikelola secara profesional, dengan tetap mewariskan budaya keluarga. Pewaris tahta bisnis keluarga, perlu dipersiapkan jauh hari, untuk mengenali seluk-beluk bisnis agar nantinya mampu melanjutkan kesuksesan yang telah dirintis pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci kesuksesan sejumlah bisnis keluarga. Lantas seperti apa caranya?

Umumnya, bisnis keluarga akan dilanjutkan oleh generasi kedua dan seterusnya. Anak, cucu, keponakan, adalah orang-orang terpilih yang akan mengemban tugas berikutnya, mewarisi kesuksesan pendiri perusahaannya. Agar bisa sukses melebihi upaya yang dirintis generasi pertama, si pewaris tahta harus dilibatkan dalam bisnis sejak dini. Bahkan, calon pengganti pendiri perusahaan harus mau dan mampu terjun langsung dari level bawah. Tak lantas menggantikan posisi teratas dalam perusahaan secara instan.

Melibatkan anak dalam kegiatan bisnis orangtuanya sejak dini melatih mentalitas entrepreneurship. Anak akan merekam perilaku orangtuanya saat menjalani usaha. Pengalaman inilah yang akan melekat dalam dirinya.

Dengan bangunan mentalitas entrepreneurship yang kuat, pebisnis mampu bertahan dalam berbagai kondisi. Dengan mental yang kuat, pebisnis takkan begitu saja menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis.

Mentalitas seperti inilah yang penting dimiliki pewaris bisnis keluarga jika ingin perusahaan keluarga semakin mampu melebarkan sayapnya. (*/Kompas)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis.html?start=324

Selasa, 27 September 2011

Membuat Rencana Bisnis yang Menarik Bagi Investor

Views :661 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 26 September 2011 10:36
rencanabis0911Sebuah rencana bisnis menjelaskan model bisnis, produk, layanan, pasar, strategi, serta kebutuhan pendanaan untuk bisnis baru atau perubahan bisnis yang sedang dikerjakan. Rencana bisnis diperlukan untuk mendorong investor masuk ke dalam perusahaan. Dengan masuknya investor ke dalam perusahaan diharapkan rencana bisnis yang telah dibuat dapat direalisasikan.

Tentunya diperlukan strategi khusus untuk membuat rencana bisnis menarik bagi investor. Berikut beberapa hal yang dapat Anda terapkan dalam menyiapkan rencana bisnis:

1. Tentukan produk atau jasa yang Anda tawarkan serta bagaimana mengatasi tantangan dalam pasar. Hal ini akan menunjukkan nilai dalam memecahkan tantangan dengan mengidentifikasi dokumen referensi pelanggan dan referensi industri dari konsultan atau penelitian internal Anda. Dengan begitu, Anda akan menunjukkan kepada investor bagaimana menempatkan produk atau jasa yang terpisah dari kompetisi. Di samping itu, tentukan pasar untuk bisnis selama periode lima tahun. Jelaskan bagaimana pasar dapat berubah dari kerangka waktu dan bagaimana bisnis akan merespon perubahan ini.

2. Menentukan strategi bisnis dan langkah-langkah untuk mengeksekusi rencana tersebut. Rencana bisnis harus menjelaskan tentang potensi kemitraan, saluran penjualan dan proses penjualan. Mengidentifikasi pesaing saat ini dan masa depan dan bagaimana mereka akan bereaksi dengan bisnis di pasar. Tentukan apakah bisnis tersebut membutuhkan perlindungan paten dan kemungkinan untuk duplikasi produk atau jasa. Jelaskan putaran dana yang diperlukan, rencana penawaran umum perdana dan rencana akuisisi.

3. Buatlah laporan laba-rugi multi-year. Sertakan proyeksi pendapatan, pengembangan produk, penjualan dan pemasaran, administrasi umum dan pendapatan kotor. Tentukan dana awal yang Anda cari dan bagaimana dana awal akan digunakan.

4. Identifikasi manajemen perusahaan dan staf yang diperlukan. Meringkas tonggak utama untuk mencapai rencana bisnis termasuk kebutuhan dana, tujuan staf, tujuan penjualan, dan peristiwa besar seperti gerakan ke pasar baru, akuisisi, dan putaran pendanaan berikutnya.

5. Tulis rencana bisnis menggunakan semua informasi yang diperlukan dan rencana pembaharuan rencana bisnis bila diperlukan.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11434-membuat-rencana-bisnis-yang-menarik-bagi-investor.html

Enam Kriteria Menilai Peluang Bisnis Baru

Views :644 Times PDF Cetak E-mail
Selasa, 27 September 2011 11:04
bisnis_ide0911Salah satu dilema entrepreneur ialah mendefinisikan produk baru atau mendefinisikan apa yang sebenarnya baru atau unik dalam sebuah ide. Sebuah gagasan baru mungkin menciptakan produk baru atau hanya sekedar pengemasan ulang dan memodifikasi produk yang sudah ada. Misalnya, Microsoft Word yang memperbarui versi perangkat lunaknya, meskipun hanya memiliki perubahan kecil.

Untuk bertahan hidup, perusahaan terus mencari pasar baru dan peluang untuk mengeksploitasi dalam rangka meningkatkan keuntungan mereka. Perusahaan menggunakan rencana dan analisis untuk menilai kelangsungan hidup peluang bisnis baru. Berikut enam kriteria untuk menilai sebuah peluang bisnis baru:

Peluang dan persainganUntuk menilai kelangsungan sebuah peluang baru, Anda perlu mengidentifikasi dan mendaftar semua produk kompetitor dalam ruang pasar produk/jasa. Bandingkan peluang bisnis baru Anda dengan setidaknya tiga produk kompetitor yang paling mirip dalam mengisi kebutuhan pasar.

Pasar dan peluangTahap berikutnya diperlukan analisis ukuran dan karakteristik pasar, seperti bagaimana cepat kompetitor baru memasuki pasar. Kumpulkan data pasar untuk setidaknya tiga tahun sehingga tren untuk seluruh industri dan pasar jelas secara keseluruhan. Atas dasar temuan-temuan tersebut, Anda harus dapat menentukan apakah ukuran dan karakteristik pasar mendukung produk/jasa terbaru Anda.

Tim penilaian

Siapkan setidaknya satu orang dalam tim untuk melaksanakan kesempatan tersebut sehingga memiliki pengalaman dalam mengimplementasikan ide baru yang ada. Hal ini merupakan salah satu karakteristik yang berkorelasi dengan probabilitas keberhasilan usaha. Orang tersebut harus berkomitmen hingga ide baru tersebut dapat direalisasikan.

Keuangan

Langkah berikutnya ialah memperkirakan kebutuhan modal untuk pelaksanaan ide tersebut. Jika ide tidak dapat dibiayai sendiri, maka Anda harus mengidentifikasi sumber-sumber alternatif modal. Ide yang diusulkan juga harus berkontribusi terhadap perusahaan kesejahteraan finansial jika diterapkan.

Kompatibilitas

Anda juga harus mengevaluasi kompatibilitas persyaratan produksi produk baru dengan mesin, pabrik yang ada dan tenaga kerjanya. Jika Anda tidak dapat mengintegrasikan ide baru ke dalam proses manufaktur yang ada, Anda harus mempertimbangkan biaya lebih seperti membeli pabrik dan peralatan baru.

Sinergi

Ide tersebut harus memiliki sinergi dengan kemampuan manajemen yang ada dan strategi pemasaran.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/11475-enam-kriteria-untuk-menilai-peluang-bisnis-baru.html

Keuntungan Bisnis Online

PDF Cetak E-mail
Senin, 26 September 2011 13:35
Istilah bisnis online sudah tidak asing bagi kita. Bisnis ini dinilai lebih menguntungkan dibanding dengan bisnis offline. Mengapa? Simak beberapa pembahasan di bawah ini.

bisnis_ol0911Dalam menjalankan bisnis offline, kita pasti membutuhkan tempat untuk memajang produk-produk kita. Sewa tempat dalam setahun paling tidak membutuhkan dana sekitar Rp 5 juta.

Sedangkan untuk bisnis online kita cukup menyewa domain dan hosting dengan biaya sekitar Rp 200 ribu setahun. Untuk website-nya bisa kita buat sendiri. Apabila kita memakai jasa orang lain dana yang diperlukan tidak terlalu besar.

Untuk stok barang, dalam berbisnis offline kita pasti membutuhkan banyak produk untuk dipajang di toko kita. Karena jika barangnya sedikit, maka orang tidak akan tertarik dan bahkan mereka akan meragukan toko kita. Hal ini tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Berbeda jika kita membuat toko online. Kita tidak perlu mempunyai barang yang banyak, cukup kita kasih contoh berupa foto. Jika konsumen berminat, baru kita sediakan barangnya. Dengan demikian, kemungkinan untuk mengalami kerugian lebih sedikit bila dibanding dengan bisnis offline.

Jika toko kita sudah ramai, tentunya akan banyak konsumen yang datang, tentu kita akan membutuhkan karyawan untuk melayani mereka dan juga mengawasi mereka. Berbeda dengan toko online, kita tidak perlu karyawan untuk melayani mereka. Hal ini akan menghemat pengeluaran kita.

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa modal untuk melakukan usaha offline lebih banyak dibandingkan jika kita melakukannya secara online.

Dengan adanya perbandingan-perbandingan tersebut mungkin dapat dijadikan pertimbangan sebelum melakukan suatu usaha. Namun sukses tidaknya bisnis online maupun bisnis offline memerlukan suatu strategi pemasaran yang tepat.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/11444-keuntungan-bisnis-online.html

Sabtu, 24 September 2011

Intuisi Bisnis Tajam Syarat Kesuksesan

Views :563 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 23 September 2011 08:53
Banyak orang yang beranggapan pendidikan adalah satu-satunya jalan menuju sukses. Sementara memperbanyak gelar sarjana dapat menjadi modal untuk menimba pundi-pundi uang kelak.

bisnis_intuisi0911Namun, banyak juga yang meragukan anggapan itu. Kalangan ini menganggap, pendidikan bukan satu-satunya opsi untuk mencapai sukses. Setidaknya, anggapan yang menyebutkan pendidikan adalah opsi tunggal meraih sukses akan terpatahkan jika melihat sejumlah orang yang sukses di puncak karier tanpa menyandang gelar sarjana. Sebab, tidak sedikit para petinggi, bahkan pemilik perusahaan di dunia yang justru sama sekali tidak pernah menikmati bangku kuliah. Mereka yang kurang dalam hal pendidikan formal, justru memiliki kegigihan, pemikiran, dan kekuatan intuisi bisnis. Inilah yang umumnya menjadi modal bagi orang-orang yang tidak menyandang gelar sarjana.

Tengok saja kisah Richard Branson, Chief Executive Officer (CEO) Virgin Group. Pria kelahiran Blackheath, London, Inggris 18 Juli 1950, ini sukses mendirikan bisnis pertama kali pada umur 16 tahun, ketika memublikasikan sebuah majalah bernama Student. Kemudian, pada 1970, dia mendirikan sebuah bisnis audio record mail-order. Dua tahun kemudian dia memiliki retail toko kaset Virgin Records di London yang kemudian menjadi Virgin Megastores. Saat itu, artis Virgin pertama Mike Oldfield, mereka album Tubular Bells. Sejak saat itu, sejumlah nama artis kenamaan seperti Ben Harper, Fatboy Slim, Perry Farrell, Gorillaz, Lenny Kravitz, Janet Jackson, dan The Rolling Stones membuat Virgin Music menjadi industri rekaman nomor satu di dunia.

Merek Virgin yang diciptakan Branson tumbuh pesat pada era 1980-an. Ini setelah dia mendirikan Virgin Atlantic Airways dan melakukan ekspansi untuk Virgin Records. Branson menjual hak kekayaan Virgin Music Group (label rekaman, publikasi album musik, dan studio rekaman) pada 1992 seharga 1 miliar dolar AS. Kendati demikian, dia tetap  menjadi pimpinan Virgin Group yang saat ini meliputi Virgin Atlantic (penerbangan), penerbitan buku, permainan (games), produk perawatan kesehatan, limosin, megastores, dan hotel.

Menariknya, meski sukses di dunia bisnis, Branson tidak pernah merasakan bangku kuliah. Kendati tidak pernah merasakan bangku kuliah, pada 1993 Branson mendapat gelar doktor kehormatan bidang teknologi dari Loughborough University.

Kesuksesan yang luar biasa juga dirasakan oleh Bill Gates. Meski tidk berhasil menyelesaikan kuliahnya, Bill Gates sampai saat ini tetap dinobatkan sebagai orang paling kaya di Amerika Serikat. Kekayaan Gates sendiri naik US$ 5 miliar dibanding tahun 2010 lalu. Gates kini memiliki duit US$ 59 miliar.

Lepas dari dua contoh di atas, pendidikan tetap memegang penting dalam kesuksesan. Jadi selesaikan pendidikan setinggi yang Anda mampu dan pertajam intuisi bisnis Anda. Dengan intuisi bisnis yang tajam, kesuksesan akan menghampiri Anda.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/11352-intuisi-bisnis-tajam-syarat-kesuksesan.html

Pentingnya Kurator Produk dalam Bisnis E-commerce


Views :392 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 23 September 2011 14:44
Anda tertarik dengan jenis bisnis e-commerce? Bisnis jenis ini memang sedang tren. Banyak orang mencoba mendirikan bisnis e-commerce dan mengharapkan keuntungan sekejap. Tapi benarkah bisnis e-commerce semudah itu mendatangkan untung?

kurator0911Terjun dalam bisnis e-commerce mengandalkan sebuah keahlian bak kurator museum. Dalam sebuah museum, kurator sangat penting karena ia individu yang bertanggung jawab atas penentuan karya seni yang akan dipamerkan, bagaimana karya seni itu disajikan, bagaimana menggambarkan karya seni itu kepada pengunjung yang datang, dan sebagainya. Kurator memahami jenis karya seni apa yang menarik untuk masyarakat.

Dalam bisnis e-commerce, seorang berkeahlian seperti kurator ini juga diperlukan. Lain dari kurator museum yang bergumul dengan karya seni, ‘kurator’ dalam usaha e-commerce harus bergulat dengan banyak produk. Dialah orang yang harus menentukan produk mana yang patut ditawarkan pada konsumen, bagaimana menyajikannya ke konsumen agar banyak yang membeli, dan lain-lain.

Bila Anda berniat untuk membangun sebuah bisnis e-commerce yang sukses, jangan anggap enteng peran penting seorang kurator produk. Menurut Alberto D. Hanani, peran kurator produk dalam e-commerce dapat dibagi ke dalam 3 poin sebagai berikut:

1. Mampu membatasi pilihan pelanggan dengan baik
Lebih banyak tidak selalu lebih baik. Dalam bisnis e-commerce, saat calon pembeli ditawari banyak barang, mereka justru merasa kebingungan. Kenapa? Karena karakteristik mereka ini lebih cenderung penyuka kepraktisan. Calon pembeli di situs e-commerce biasanya hanya memiliki sedikit waktu untuk menelusuri semua spesifikasi barang yang ditawarkan. Mereka hanya ingin yang terbaik.

Di sinilah peran kurator produk. Ia harus bisa memilih beberapa produk yang berkualitas sehingga calon pembeli tidak terlalu bingung dan menghabiskan waktu menjelajahi semua keterangan produk untuk menemukan produk terbaik bagi mereka. Dengan daftar produk/ katalog yang lebih ringkas, terbatas, dan terfokus, calon pembeli akan lebih menyukai layanan e-commerce Anda.

2. Memberikan deskripsi produk yang padat dan berisi
Kurator produk harus memiliki ketrampilan untuk menggambarkan karakteristik, kelebihan dan kekurangan, serta nilai yang diberikan suatu produk pada pemiliknya kelak. Ini agar calon pembeli tidak mengeluh di kemudian hari (karena merasa tertipu) atau berpaling karena harganya yang dianggap terlampau mahal/ terlalu murah (sehingga membuat curiga tentang kualitasnya).

Cara sederhana tapi efektif yang bisa digunakan dalam e-commerce untuk menunjukkan nilai sebuah produk adalah dengan menyertakan potongan harga/ besarnya uang yang mereka hemat, atau persentase diskon yang dikenakan untuk setiap barang.


3. Mengklasifikasikan produk agar mudah dipahami
Kurator produk sebaiknya juga terampil dalam menata dan mengelompokkan produk-produk yang ia jual. Pengelompokan ini memudahkan calon pembeli dalam memilih.

Dalam tampilannya, sebuah usaha e-commerce biasanya menyajikan sebuah kotak pencarian yang praktis sehingga pengunjung yang berminat menjelajahi katalog produk tak perlu mengaduk-aduk isi situs berjam-jam. Tentukan dasar pengkategorian produk yang memudahkan pencarian. Anda bisa menggunakan lokasi geografis, jangkauan harga, jenis produk, dan spesifikasi lain yang lazim digunakan. (*/Akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/178-bisnis-online/11370-kurator-produk-kunci-sukses-bisnis-e-commerce.html

Mengestimasi Ongkos Awal Berbisnis

Views :2052 Times PDF Cetak E-mail
Sabtu, 24 September 2011 08:52
ongkos_awalBerapa modalnya? Berapa uang yang harus diinvestasikan untuk berbisnis? Apakah tabungan selama ini cukup untuk mendirikan sebuah usaha? Demikian pertanyaan-pertanyaan yang lazim tercetus oleh sebagian besar orang sebelum mereka melangkahkan kaki ke dunia entrepreneurship. Meski bukan satu-satunya modal dasar dalam berbisnis namun uang atau dana usaha biasanya menempati puncak teratas dalam daftar business planning para calon entrepreneur.

Mengestimasi modal merupakan rangkaian awal proses perencanaan keuangan yang wajib dilakukan oleh siapapun yang ingin menjadi entrepreneur. Walau terkesan simpel namun fakta di lapangan menyebutkan bahwa umumnya para calon entrepreneur mengalami kesulitan dalam membuatnya. Dan tak jarang karena alasan tak mampu mengkalkulasi modal usaha, banyak yang memupuskan impiannya untuk menjadi entrepreneur.

Nah, seperti dilansir dari situs Entrepreneur.com, berikut terdapat tiga langkah mudah untuk mengestimasi biaya membangun bisnis bagi kalangan start up

Mendata Pengeluaran untuk Aset
Aset dalam bisnis Anda sangat penting nilainya karena akan selalu dipergunakan sepanjang bisnis tersebut berjalan. Misalkan bisnis yang Anda pilih adalah toko kelontong maka dalam hal ini Anda perlu mendata perlengkapan serta peralatan yang diperlukan seperti lemari display, rak-rak untuk menaruh produk, meja dan mesin kasir, dll. Lakukan survei harga terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli segala macam keperluan itu dan buatlah catatan sebagai estimasi kasar pengeluaran untuk aset tersebut.

Mendata Pengeluaran untuk Sejumlah Biaya
Perlu diketahui, dana yang Anda keluarkan untuk kepentingan bisnis tidak hanya aset. Masih ada biaya-biaya lain yang sama pentingnya dengan aset dan wajib untuk dipenuhi. Contohnya, biaya untuk mendirikan serta mendaftarkan badan usaha sesuai ketentuan hukum, biaya promosi, biaya membuat website sebagai bentuk pemasaran, biaya untuk membayar pegawai, dsb. Biaya-biaya ini tentunya disesuaikan dengan jenis usaha yang Anda pilih dan jangan lupa untuk menambahkan biaya tak terduga dalam rincian biaya usaha untuk mengantisipasi pengeluaran yang tak bisa diprediksi.

Menentukan Modal untuk Membangun Usaha
Setelah mendata pengeluaran untuk aset dan biaya usaha, Anda tentunya sudah memeroleh gambaran mengenai ongkos membangun bisnis sesuai impian. Dari pendataan itu, Anda bisa mencocokkannya dengan kondisi keuangan personal dan bila ongkos tersebut di atas budget yang telah ditetapkan, Anda bisa mencari kredit berbunga ringan ke lembaga keuangan atau perbankan.

Selain membuat estimasi mengenai aset dan biaya usaha, buatlah pula kalkulasi omzet yang bisa Anda capai. Dan ada baiknya membuat ketiganya untuk 12 bulan ke depan agar Anda bisa mengkalkulasi profit yang bisa diperoleh serta BEP-nya (break even point). (*/ely)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/index.php/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/11386-mengestimasi-ongkos-awal-berbisnis.html

Jumat, 23 September 2011

Mendesain Strategi yang Dapat Diterapkan

Mendesain Strategi yang Dapat Diterapkan
Dini | Jumat, 23 September 2011 | 09:10 WIB

Bagaimana mungkin kita akan bisa menang saat "berperang" melawan kompetitor jika tidak didukung strategi yang matang?

KOMPAS.com - Seorang peserta program “management trainee” yang baru saja menyelesaikan berbagai pendidikan dan pembekalan, dengan suka cita siap menerima tugas barunya. Ia merasa sangat dihargai karena pimpinan divisi mengumpulkan semua staf dan memaparkan kembali tentang misi perusahaan, tantangan-tantangan yang dihadapi, bagaimana posisi perusahaan saat ini, serta bagaimana para karyawan bisa membuat "impact" yang mengena pada kinerja perusahaan.
Di akhir sesi, ternyata ia malah bingung mengenai apa yang diharapkan darinya dan bagaimana ia harus mengaitkan semua yang dipaparkan dalam tugasnya sehari-hari nanti, “Saya tidak paham benar apa yang beliau katakan. Bagi saya, semua seperti teori, namun tidak menggambarkan apa yang saya lihat di lapangan.”
Apakah Anda familiar dengan situasi serupa ini? Betapa sering kita melihat strategi perusahaan dipaparkan dalam bahasa yang canggih, namun pada kenyataannya sering tidak 100 persen dimengerti.

Kita tahu,  mendesain strategi itu sangat penting untuk mengarahkan kita pada tujuan. Bagaimana mungkin kita akan bisa menang saat “berperang” melawan kompetitor jika tidak didukung strategi yang matang? Bagaimana kita bisa menjamin tidak akan dilibas oleh para pesaing, bila masing-masing individu bingung harus berbuat apa dan harus bergerak ke mana? Bila kita melihat strategi perusahaan sering tidak bisa diimplementasikan dan tidak bisa membuat individu dalam organisasi bergerak, kita tentu perlu mengecek, apakah strategi yang disusun di atas kertas, bisa diijalankan di lapangan? Kita tentu tidak ingin, strategi yang dibuat dengan bahasa keren dan dikemas cantik berwarna-warni malah membingungkan dan hanya bisa menghasilkan gerak minim pada organisasi. Pertanyaannya, mengapa strategi sering demikian berjarak dari dunia nyata yang dihadapi karyawan sehari-hari?

Pentingnya memperkuat imajinasi
Bekerja dengan arsitek senior, Tan Tjiang Ay, membuat saya belajar banyak. Beliau tidak menyajikan banyak usulan gambar, namun meminta saya untuk secara mendetail menggambarkan semua kebutuhan dan kegiatan di dalam gedung yang akan kami tempati. Dari tidak mengenal aktivitas kami sama sekali, beliau jadi mengerti dan bisa membayangkan kesibukan yang akan terjadi di dalam gedung tersebut, bahkan memberi komentar-komentar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai efisiensi.
“Saya membutuhkan pemahaman ‘intuitif’-imajinasi yang lengkap dalam pemikiran- saya, sehingga saya bisa mendesain sebuah wadah kegiatan yang tepat," katanya.
Pada akhirnya, bangunan yang dibuat terasa pas, sangat fleksibel terhadap perubahan dan tampak sederhana. Kecanggihannya terletak pada jawaban-jawaban tersembunyi terhadap kebutuhan manusia yang berada di dalam gedung. Kita lihat, seorang desainer yang piawai tidak semata berpikir outside the box, namun perlu bisa berimajinasi kuat-kuat. Imajinasi penting karena karena desain yang kita buat adalah untuk menyambut masa depan, bukan untuk  kebutuhan sekarang.

Seorang pakar manajemen menggambarkan betapa orang sulit menggambarkan perbaikan kualitas di jaman sebelum dikemukakan Edwards Deming. Kekuatan dari Edwards Deming adalah ia bisa membayangkan, menggambar, dan akhirnya menemukan apa yang disebut "kontrol kualitas" dan bagaimana mengembangkannya. Dari sini kita melihat bahwa dengan gambaran dan visualisasi yang jelas, orang menjadi sadar dan tergerak untuk meningkatkan kualitas dan punya arah untuk menggarapnya lebih lanjut.
Dengan pendidikan hitung-hitungan yang dominan, kita para profesional kerap tidak dilatih untuk berpikir menjadi desainer. Oleh karena itu, organisasi perlu serius untuk menumbuhkan kegiatan berpikir desain ini. Strategi organisasi perlu disusun agar setiap orang dalam organisasi ikut berpikir dan bisa mengimajinasikan sasaran, sehingga mendorongnya untuk menjadi inovatif. Perangkat lunak, sistem, proses bisnis, sistem logistik, semua perlu didesain. Desain yang dibuat bisa berbelit-belit, namun juga bisa ringkas. Desain yang tidak sempurna sangat bisa menimbulkan banyak masalah. Bila kita tidak menyadari bahwa masalahnya ada pada desain, kita tidak akan berpikir bahwa banyak sekali perbaikan yang bisa kita buat.

Kenali “real-world” dari berbagai sudut pandang
Seorang CEO menceriterakan bahwa setelah berkeliling ke berbagai cabang di seluruh Indonesia, beliau akhirnya mempunyai gambaran yang berbeda mengenai organisasinya. Contohnya, bibit-bibit pemimpin yang oleh departemen Human Capital-nya kerap dikatakan tidak ada, dengan mudah ia temui di antara karyawan-karyawan di cabang yang ia kunjungi. Jane Fulton Suri, dalam bukunya Thoughtless Acts?, mengatakan: "Directly witnessing and experiencing aspects of behavior in the real world is a proven way of inspiring and informing new ideas.” Bayangkan, betapa sering kita membuat strategi atau keputusan lainnya, berdasarkan asumsi saja, tanpa “feel" yang kuat terhadap apa yang terjadi di dalamnya.

Kita tidak bisa lagi berdiam di dalam “sepatu” kita saja, tanpa membuat waktu untuk merasakan pelanggan dan mengalami sendiri kejadian-kejadian di pasar. Untuk memperkuat visualisasi, para pejabat, misalnya di perkeretaapian, harus sudah pernah merasakan bepergian dari Jakarta ke Rangkasbitung dan mempunyai wawasan mengapa orang bersedia menantang bahaya dengan naik ke atap kereta. Para kepala cabang juga perlu secara teratur mengobservasi situasi banking hall atau bahkan turun langsung menjadi frontliners, agar bisa memahami tantangan nyata yang dihadapi anak buahnya sebelum berceramah mengenai apa yang harus dilakukan oleh tim ujung tombak itu.

Dalam menjawab kebutuhan yang senantiasa berubah, kita juga perlu mengembangkan diri sebagai manusia tipe “T”. Tonggak vertikalnya melambangkan kekuatan profesinya, sementara tiang horisontal menggambarkan kekuatan untuk menjangkau disiplin ilmu lain. Bila kedua tonggak ini tidak direntang baik-baik, tentu sulit tercipta keseimbangan. Kita perlu tim yang berisi individu yang terbuka mengeksplorasi pandangan profesi lain. Ahli perkeretaapian, perlu meminta pendapat ahli sosiologi, antropologi, dan psikologi untuk menanggulangi kapasitas transportasi yang tidak seimbang.
Setiap profesional perlu memaksa dirinya untuk menjadi observer yang tajam, melihat apa yang belum dilihat orang. Kita perlu melihat tidak sebatas dengan mata saja, tetapi menggunakan seluruh panca indera dan seluruh pemikiran. Brainstorming di ruangan tertutup hendaknya diikuti dengan menerjunkan karyawan ke lapangan, agar wawasan semakin terbuka dan panca indera tiap orang dirangsang sehingga ide- ide yang datang bukan ide-ide mentah, tetapi dekat dengan kenyataan di pasar dan pelanggan.

(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)


Sumber: Kompas Cetak