Budi daya Arwana Silver ternyata cukup menjanjikan. Seekor induk ikan Arwana Silver, bisa menghasilkan sekitar 100 ekor anak dengan nilai jual Rp 30.000 per ekor, untuk usia sekitar dua minggu pascainkubasi.
Jika hasil panen 15 induk saja, larva atau anak ikan yang dimuntahkan dari mulut induk bisa mencapai 1.500 ekor. Maka hasil yang bisa diraup mencapai Rp 45 juta. Wah.
Uniknya, pemasaran ikan cukup unik, yakni calon pembeli harus membeli dalam jumlah ratusan ekor, bukan satuan. Tapi, jangan dikira usaha budi daya ikan yang mahal itu bisa dilakukan dengan sederhana, sebab banyak persyaratan yang harus dipenuhi.“Budi daya Arwana Silver memang relatif lebih mudah, tapi harus paham betul karakter dan perawatannya. Misalnya, suhu air harus dijaga pada kisaran 25-30 derajat celcius, kondisi air tetap baik, makanan memadai dan sesuai dengan kebutuhan ikan, serta penanganan ikan saat sakit,” kata Pelaksana Budi Daya Arwana Silver Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Tjakrawidjaja, seusai panen raya, belum lama ini.
Karena kerumitannya itulah, selama tiga tahun, sejak tahun 2007 lalu, LIPI melalui Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Daerah (Iptekda) di Cibinong Science Center (CSC), berusaha membudidayakan ikan Arwana Silver. Ternyata, hasilnya cukup menggembirakan.Apalagi ikan bercorak dan berwarna menarik itu, tidak saja dipasarkan di dalam negeri, juga untuk komoditas ekspor. “Permintaan Arwana ini cukup tinggi dari berbagai negara. Jaringan perdagangannya di luar negeri juga sudah terbentuk,” katanya.
Sulit Diprediksi
Agus menguraikan pengalaman LIPI selama membudidayakan Arwana Silver, yang berasal dari Brasil itu. Sejak tahun 1970, ikan itu sudah terdomestikasi di Indonesia, sehingga mudah dibudidayakan.Salah satu yang unik, usia hidup Arwana itu, sulit diprediksi. Namun, rata-rata kekuatan induk mencapai 15 tahun. Sedangkan, masa produktifnya dimulai saat ikan berumur 3-4 tahun.
“Jika panjang ikan lebih dari 60 sentimeter, anaknya kurang dari 100. Jika panjang 60 sentimeter lebih, anaknya lebih dari 100. Ikan ini biasa dipanen saat musim penghujan, setiap empat minggu sekali,” papar peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI itu.
Induk ikan diberikan pakan katak, keong mas, dan usus ayam. Namun, ketika leher induk terlihat hitam, tandanya siap mengeluarkan anak, maka induk dipuasakan atau tidak membuka mulutnya selama dua bulan.Ketepatan membaca kondisi induk amat penting untuk menekan mortalitas (angka kematian) anak. Bisa saja, anaknya tertelan. Jadi, pada usia anakan sekitar empat minggu baru bisa dipanen.Iptekda LIPI CSC memiliki lima kolam penangkaran, yang menampung 530 ekor Arwana Silver. Ditargetkan, tahun 2010 ini, dari usaha yang dipayungi koperasi LIPI itu, produksi larva anak ikan sebanyak 17.000 ekor, dengan keuntungan bersih mencapai Rp 400 juta.Ke depan, juga disiapkan budidaya berbagai jenis Arwana, dengan harga yang jauh lebih mahal. Di penakaran CSC, kini terdapat bakal induk arwana jantan dan betina Kalimantan jenis Banjar, Green, dan Irian.
Agus menjabarkan, harga anakan Arwana Irian mencapai Rp 50.000/ekor, Kalimantan Stren Green Rp 250.000, Stren Banjar Rp 500.000, Stren Golden-Red Rp 1.500.000, dan Stren Super-Red Rp 4,5 juta-5 juta/ekor. Arwana Kalimantan Golden-Red dan Super-Red, diakui Agus, belum dimiliki CSC.
Lokasi budi daya itu pun cukup menarik. Selain dapat melihat budi daya ikan Arwana berbagai jenis, juga bisa disaksikan budi daya ikan Nilem (Osteochilushasseltii) untuk terapi kesehatan secara gratis. “Ikan untuk terapi harus yang tidak bergigi agar tidak infeksi jika digunakan terapi,” imbuhnya. [R-15]
Syarat Hidup
• pH: 6.0 - 6.9
• GH: 4 - 10
• Temperatur: 24 - 30 °C
• Panjang Maksimum: 120 cm
• Pakan: pakan hidup
• Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
• Cahaya: terang tanpa sinar matahari
• Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
• Zone Renang: atas
• Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.
Arwana silver dalam perkembanganbiakannya melalui tahapan berkasih-kasihan yang sederhana. Telurnya termasuk berukuran besar yaitu sekitar 1.5 cm. Induk jantan akan mengerami telur tersebut dalam mulutnya selama 50 - 60 hari. Burayak baru akan meninggalkan induk setelah katung telurnya habis diserap, pada saat tersebut biasanya burayak memiliki ukuran 8 - 10 cm. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar