Betutu bukan ikan musiman. Ikan ini bisa bertelur sepanjang tahun, sehingga pemijahan bisa kapan saja, tidak tergantung musim, baik musim hujan maupun musim kemarau. Selang waktu pemijahan ke pemijahan berikutnya beralangsung selama 6 bulan. Kematangan gonadnya dipengaruhi oleh suhu, dan makanan. Pada suhu tinggi dan makanan cukup, kematangan gonad bisa lebih cepat dan kualitas telur bisa lebih baik.
Betutu berkembang biak dengan bertelur, bukan beranak seperti sebelumnya banyak dikatakan orang. Pemijahan terjadi di dasar perairan, yaitu dalam sarang yang berupa lorong-lorong batu, akar kayu, atau benda-benda lainnya. Hal itu dilakukan karena ikan betutu sangat suka memijah dalam kegelapan, dan tidak mau terganggu ikan-ikan lainnya. Ketenangan merupakan syarat mutlak bagi ikan betutu selama pemijahan. Kalau gaduh, pemijahan bisa terganggu.
Mulanya jantan mencari sarang. Setelah menemukan, jantan mengajak pasangannya ke dalam sarang itu. Jantan akan selalu berada di samping betina sambil sekali-kali melekatkan tubuhnya ke induk betina. Betina diam, tetapi sekali membalas dengan melekatkan tubuhnya ke induk jantan. Sampai akhirnya, betina mengeluarkan telur. Pada saat yang sama jantan mengeluarkan sperma.
Pembuahan telur terjadi di luar tubuh, dan telur yang sudah dibuahi adhesif bersifat, yaitu menempel pada permukaan benda-benda yang ada di dasar perairan. Seekor induk betina yang beratnya 350 gram dapat mengeluarkan telur antara 5.000 – 7.500 butir. Penetasan telur tidak bisa berlangsung cepat seperti ikan mas. Pada suhu 24 O C, telur menetas dalam waktu 7 hari. Pada suhu 26,5 O C, telur menetas dalam waktu 5 hari. Dalam kondisi lingkungan yang optimal, daya tetas telur dapat mencapai 70 persen.Nama ikan betutu mungkin masih asing bagi sebagian orang. Namun sebenarnya ikan betutu termasuk salah satu jenis ikan yang sudah mendunia. Di dunia bisnis, ia disebut Gabus Malas, di Kalimantan dinamakan Bakukut, orang Cina menyebutnya Sun Hok, sedangkan dunia internasional menamainya marbled goby atau sand goby.
Tidak seperti namanya, ikan betutu atau ikan malas ternyata mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi. Negara pembeli betutu seperti malaysia, jepang dan singapura mengolah kulit ikan betutu menjadi minyak obat bagi pasien selepas operasi.
Menu masakan ikan betutu telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarip menu ikan betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00 per kilogramnya.
Mahalnya harga ikan betutu diduga ada beberapa versi, mungkin karena cita rasanya lezat, dagingnya putih, empuk, dan nyaris tidak bertulang. Ikan betutu juga dipercaya mengandung khasiat tertentu bagi kaum wanita dan bagi kaum pria. Bagi kaum’wanita, ikan betutu dipercaya dapat membuat awet muda dan dapat menambah kehalusan kulit karena banyak mengandung vitamin B1, B2, B6 vitamin F, dan vitamin E sehingga dapat menghambat proses penuaan. Bagi kaum pria, ikan betutu dipercaya banyak mengandung enzim dan hormon tertentu sehingga dapat menambah keperkasaan sebagai laki-laki. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa ikan betutu hanya sebagai arena adu gengsi untuk meloby relasi.Marble goby atau lebih dikenali ikan betutu, haruan merupakan spesies ikan air tawar namun dapat juga hidup di kawasan air payau. Kebiasaan gemar tinggal di kawasan air berarus tenang dan banyak tempat untuk bersembunyi, seperti batu-batuan dan tumbuhan air. Bersifat omnivora, memakan daging dengan memakan anak² ikan kecil, udang, siput dan ketam kecil bahkan buah-buah tertentu seperti buah sawit.
Bersifat pendiam dengan aktif pada waktu malam hari (nocturnal). Betutu dapat mencapai pembesaran sehingga 50 cm atau 2kg dalam masa 2 tahun.
Betutu dapat dibiakkan dengan bermacam-macam tipe kolam,
Kolam tanah
Aquarium fiber glass
Aquarium kaca
Kolam semen
Kolam tanah lebih dianjurkan karena menyerupai habitat aslinya. Sedangkan aquarium walaupun cocok untuk yang tidak memiliki lahan luas, namun kurang disarankan. Karena sifat agresif betutu saat menyergap mangsanya, dapat menyebabkan cedera pada mulutnya akibat dari bentuk aquarium yang persegi dan mempunyai sudut. Jika sampai mulutnya cedera, maka bisa menghambat pertumbuhan akibat susah untuk makan.Aturan pembuatan kolam betutu :
Kepadatan ikan 16 ekor / kaki persegi ( 1 meter = 3 kaki ).
Pencahayaan samar-samar dengan penggunaan tumbuhan akuatik dan plastik hitam sebagai pelindung cahaya matahari langsung.
Penyediaan tempat bersembunyi, bisa dari genting atau pipa PVC.
Kedalaman air yang sesuai untuk penetapan suhu air dan diperkirakan betutu bisa mengejar anak ikan. Tinggi air cukup 40 cm-50 cm.
Kandungan oksigen terlarut DO > 5 mg/ l.
Pembesaran betutu dengan pakan alami seperti udang sungai atau ikan guppy (cetol) butuh waktu 8 – 12 bulan dari ukuran 10 cm ke 400 gram. Tetapi kalau di kasih pakan pelet dari ukuran 10 cm ke 400 gram butuh waktu 5-6 bulan. Sedang dari ukuran 1 ons lebih cepet kurang lebih 3 bulanan. Pelet yang digunakan mesti amis, minimal protein 36%. Makin amis makin bagus.
Dengan pemberian pakan pelet akan mudah menghitung FCR dan HPP nya, dan jatuhnya harga pelet juga lebih murah di banding harga pakan seperti udang dan ikan guppy (cetol), di samping itu kwalitas air juga lebih awet. Semakin cepat besar, semakin cepat pula panennya. Tinggal bagaimana caranya kita membiasakan betutu makan pelet dari pabrik.
Sei Raya,- Barusan dicetuskan konsep Kabupaten Sejuta Karamba di KKR, pengusaha langsung memberi stimulan. Tantangan membudidayakan ikan Betutu eskpor ditawarkan investor perikanan Kalbar. Bahkan, berani untuk mengambil langsung seandainya terdapat masyarakat (petani ikan, red) yang membudidayakannya.
”Silahkan membudidayakan Karamba Jaring Apung (KJA,red) di pinggir sungai Kabupaten Kubu Raya, saya berani mengambil berapapun adanya,” kata Amin Andika, pengusaha perikanan Kalbar menantang masyarakat Kabupaten pemekaran ini.,
Menurut dia, pangsa pasar ikan Betutu sangat mengiurkan di luar negeri. Malaysia dan China merupakan negeri tujuan eskpor terbesar perikanan sungai ini. ”Bahkan berapa ton tersediapun, mereka siap mengambilnya,” katanya.
Berdasarkan harga pasaran ikan ekspor, Betutu memiliki nilai jual tersendiri. Untuk satu kilo gramnya, tidak kurang dirupiahkan berkisar antara 170.000-180.000 rupiah. Dengan satu Karamba Jaring Apung (KJA), yang berukuran standar panennya dapat mencapai 100 kg.
Bayangkan saja, seandainya sungai sepanjang Kabupaten Kubu Raya punya sekitar 1.000 atau 100.000 maupun 1.000.000 Karamba Jaring Apung yang didengungkan. Sementara, hasil panen ikannya mencapai 100 ribu ton yang dilakukan secara masal. Untuk keuntungan yang diperoleh oleh petani ikan nilai rupiahnya bisa mencapai 18 triliun rupiah ”Dan beruntungnya, pangsa pasar luar negeri siap menerima berapapun hasil panen ikan kita,” katanya menawarkan.
Supaya ide sejuta karamba dapat berhasil, ia menawarkan pola kerjasamanya secara menyeluruh. Pemerintah daerah menyediakan dengan memfasilitasi karamba termasuk bibit. Sedangkan, masyarakat pesisir memelihara hingga masa panen terjadi. ”Dan saya selaku pengusaha perikanan siap bekerjasama memasarkan ke China dan Malaysia yang menjadi penampung terbesar,” ujarnya.
Konsep Sejuta Karamba yang direleasenya diakui kalau diterapkan di KKR mampu menghasilkan sumber pendapatan yang luar biasa. Bayangkan saja, kalau total ekspor ikan Betutu KJA milik petani ikan dapat mencapai 18 triliun pertahun, berapa besar PAD yang dapat disumbangkan. Disisi lain, bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.(den)Kegiatan perikanan khususnya usaha budidaya pembesaran dan pengembangan ikan betutu atau yang lebih dikenal oleh orang Banjar dengan nama Iwak Bakut di wilayah perairan kabupaten Banjar sangat potensial dan cukup menjanjikan untuk dikelola sebagai mata pencaharian sebagai penopang kebutuhan rumah tangga.
Hal ini telah dibuktikan oleh Syarwani seorang pelopor usaha pada bidang budidaya ikan betutu melalui kelompompok usaha Suka Maju yang ada di desa Sungai Pinang Lama kecamatan Sungai Tabuk.
Bupati Banjar HG. Khairul Saleh saat melakukan penen ikan betutu pada Selasa (7/11) di tambak ikan betutu Suka Maju desa Sungai Pinag Lama kecamatan Sungai Tabuk mengatakan, ikan betutu sebagai salah satu ikan yang memiliki kandungan protein hewani yang sangat tinggi menjadi salah satu tren makanan di restoran-restoran yang bergengsi serta berkelas, tidak hanya restoran yang ada di Kalimantan termasuk juga restorang-restoran yang ada diluar pulau Kalimantan.
Menurutnya, kawasan sepanjang aliran sungai Martapura termasuk wilayah kecamatan Sungai Tabuk sangat potensial sebagai wilayah untuk pengembangan dan budidaya ikan betutu, hal ini dapat dilihat dengan keberadaan kelompok usaha tani perikanan Suka Maju yang dipimpin oleh Syarwani dibawah binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan dan Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Banjar.
Untuk menujang usaha pertanian termasuk usaha pengembangan dan budidaya ikan betutu, pemerintah kabupaten Banjar telah meluncurkan program peningkatan ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sistem pengelolaanya langsung di serahkan kepada desa dengan koordinasi pihak kecamatan serta pengawasan pemerintah kabupaten selaku pembuat kebijakan.
Khusus untuk sektor usaha pertanian dan perikanan, Melalui BUMDes Pemerintah daerah akan membantu sebesar Rp. 10 juta bagi setiap desa sebagai bantuan permodalan. Bentuk bantuan tersebut nantinya bervariasi ada yang dibantu atau hibah 100 persen, ada pula yang dibantu 50 persen dengan kredit 50 persen dan ada pula yang dikenakan kredit 100 persen dengan bunga ringan.
Menurut HG. Khairul Saleh, dengan keberadaan BUMDes tersebut nantinya diharapkan dapat meringankan masyarakat dalam menyediakan modal dalam menjalankan usaha, termasuk bagi semua kelomok-kelompok usaha tani yang berbasis kemasyarakatan.
Sementara itu ketua kelompok usaha Suka Maju yang bergerak pada usaha pengembangan dan budi daya ikan betutu Syarwani melaporkan, salah satu tujuan pendirian kelompok tani Suka Maju yang bergerak pada bidang usaha sektor perikanan khususnya pembesaran dan budidaya ikan betutu adalah untuk mencarikan peluang usaha baru bagi masyarakat kabupaten Banjar khususnya masyarakat desa Sungai Pinag Lama kecamatan Sungai Tabuk.
Selain itu Syarwani juga mengungkapkan, kegiatan usaha pembesaran dan budidaya ikan betutu juga dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat, sekaligus salah satu langkah untuk mengoptimalkan lahan sebagai usaha dalam budidaya perikanan.Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mulai megembangkan ikan betutu secara besar-besaran, menyusul potensi pasar ikan tersebut semakin baik dengan harga menggiurkan, yakni mencapai Rp 190.000 per kilogram.
“Permintaan ikan betutu bukan hanya datang dari pasar lokal, melainkan juga pasar luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, dan beberapa negara lainnya,” kata Max Korengkeng, pembudidaya ikan betutu di Manado, Senin (20/10).
Harga ikan betutu yang saat ini mencapai Rp 190.000 per kg (dengan ukuran 400 gram per ekor) menjadi daya tarik tersendiri sehingga petambak termotivasi untuk mengembangkan produksi ikan betutu dalam jumlah besar.
“Pengembangan secara luas ikan betutu di Sulut, yakni dengan mencoba membudidayakan lewat kolam air ikan tawar di Minahasa Utara, tepatnya di desa Suwaan,” kata Max.
Sebanyak 3.000 kg benih betutu akan ditebar di kolam ikan milik petani di Desa Suwaan, Minahasa Utara, dan nantinya diharapkan dapat diperoleh hasil hingga 15 ton selama kurang lebih enam bulan ke depan.
“Penebaran benih dalam jumlah besar tersebut dilakukan menyusul keberhasilan uji coba yang dilakukan sebelumnya, betutu di kolam air tawar cukup baik kualitasnya,” kata Max.
Ikan betutu sebelumnya dikenal sebagai salah satu ikan khas danau Tondano yang dalam dua tahun terakhir ini menjelma menjadi komoditas unggulan setelah terbuka lebarnya permintaan ikan tersebut di berbagai negara.
“Banyak negara meminta, tak heran bila harga ikan betutu dalam negeri terus mengalami peningkatan hingga saat ini Rp 190.000 per kg untuk ukuran 400 gram per ekor dan Rp 120.000 untuk ukuran 300 gram per ekor,” kata Max.Ikan betutu merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi bukan hanya dikonsumsi lokal melainkan juga merupakan komoditas ekspor. Harga ikan betutu ditingkat eksportir berkisar Rp.120.000-Rp.190.000 perkilogramnya, untuk ukuran 300 – 400 g/ekor. Bisnis ikan betutu hingga saat ini sebagian besar masih tergantung dari penangkapan di alam.
Secara teknis ikan betutu memang masih sulit untuk dibudidayakan. Namun melalui serangkaian uji coba yang dilakukan oleh para ahli, ikan betutu sudah dapat dipijahkan baik secara alami maupun dengan menggunakan rangsangan hormone. Kendala utama dalam budidaya ikan betutu ialah lamanya pertumbuhan ikan tersebut. Untuk mencapai ukuran siap dibesarkan ( 50 – 100 g per ekor) membutuhkan waktu sekitar 8 – 13 bulan, sedangkan untuk mencapai ukuran konsumsi (1 – 2 ekor per kg ) membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun. Salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan budidaya perikanan adalah kualitas benih dan pakan yang baik. Pakan tersebut harus memenuhi syarat kualitas dan kuantitas yang baik. Karena dengan pemberian pakan yang berkualitas baik maka akan didapatkan pertumbuhan yang baik pula. Kualitas dari pakan yang baik adalah kandungan gizi yang tinggi, seperti protein yang dibutuhkan oleh benih ikan.
Salah satu pakan alami yang disenangi benih betutu adalah cacing tubifex. Cacing tubifex merupakan jenis pakan alami yang baik bagi pertumbuhan benih ikan. Cacing ini mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu, sekitar 58,20%. Cacing tubifex berukuran panjang 1–2 cm, sehingga dapat diberikan kepada benih betutu yang berukuran 3–5 cm, karena sesuai dengan bukaan mulut benih betutu yang berukuran 2 mm.Betutu (Oxyeleotris marmorata) adalah nama sejenis ikan air tawar. Meskipun agak jarang yang berukuran besar, ikan yang menyebar di Asia Tenggara hingga Kepulauan Nusantara ini digemari pemancing karena betotan (tarikan)nya yang kuat dan tiba-tiba.
Nama-nama lainnya di pelbagai daerah di Indonesia adalah bakut, bakutut, belosoh (nama umum), boso, boboso, bodobodo, ikan bodoh, gabus bodoh, ketutuk, ikan malas, ikan hantu dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut marble goby atau marble sleeper, merujuk pada pola-pola warna di tubuhnya yang serupa batu pualam kemerahan.
Pengenalan
Ikan bertubuh kecil sampai sedang dengan kepala yang besar. Panjang tubuh (SL, standard length) maksimum hingga sekitar 65 cm, namun kebanyakan hanya antara 20–40 cm atau kurang. Berwarna merah bata pudar, kecoklatan atau kehitaman, dengan pola-pola gelap simetris di tubuhnya. Tanpa bercak bulat (ocellus) di pangkal ekornya.
Sirip dorsal (punggung) yang sebelah muka dengan enam jari-jari yang keras (duri); dan yang sebelah belakang dengan satu duri dan sembilan jari-jari yang lunak. Sirip anal dengan satu duri dan 7–8 jari-jari lunak. Sisik-sisik di tengah punggung, dari belakang kepala hingga pangkal sirip dorsal (predorsal scales) 60–65 buah. Sisik-sisik di sisi tubuh, di sepanjang gurat sisi (lateral row scales) 80–90 buah.
Seperti dicerminkan oleh namanya, ikan ini malas bergerak atau berpindah tempat. Ia cenderung diam saja di dasar perairan, sekalipun diusik. Hanya di malam hari betutu agak aktif, memburu udang, ikan-ikan kecil, yuyu, atau siput air. Ikan betutu didapati di sungai-sungai di bagian yang terlindung, rawa, waduk, saluran air atau parit.
Penyebaran
Betutu menyebar di Asia Tenggara: Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Didapati pula di Jawa. Diintroduksi ke Singapura, Taiwan, Cina, dan mungkin pula Fiji.
Ikan betutu disukai sebagai ikan pancing maupun ikan konsumsi. Dagingnya enak dan lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar