Minggu, 25 September 2011

Menghemat Pakan Dalam Budidaya Ikan


Pakan ikan buatan pabrik memang praktis dan cukup baik untuk pertumbuhan ikan, namun harga pelet ikan yang cukup tinggi cukup memberatkan para petani ikan. Harga Pelet ikan saat ini berkisar pada harga 7 ribu rupiah per kilogram, sedangkan harga ikan Nila, Lele dan Bawal dari petani biasanya dibeli seharga 9500 rupiah, di beberapa daerah mungkin bisa sampai 12000 rupiah per kilogram .Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi petani ikan, belum lagi permasalahan penyakit ikan, sewa lahan dan lain-lain.

Berbagai teknologi untuk memacu pertumbuhan ikan memang telah dilakukan misalnya penambahan probiotikpemotongan sirip ekor pada ikan nila. Namun harga pakan yang terlalu tinggi jelas menjadi kendala tersendiri. Ada banyak cara dilakukan untuk menekan  pengeluaran pakan ikan diantaranya membuat pelet sendiri, cara lain dengan  adalah memanfaatkan makanan sisa dan roti kadaluarsa. Makanan sisa merupakan sisa limbah rumah makan,rumah tangga yang tidak habis dimakan manusia. atau 

Pemanfaatan limbah tersebut sangat menguntungkan bagi pembudidaya. Sekarung sisa makanan cukup untuk memberi makan satu kolam berisi lima kuintal bibit bawal ukuran 10 ekor per kg dan nila ukuran 40 ekor per kg selama dua tiga hari, tergantung kondisi fisik pakan. Memang, Cahyanta memang selalu menerapkan teknik polikultur, menebar bawal dengan nila sebagai sampingan.

Di sebagian wilayah  yang banyak terdapat kolam air mengalir, pemberian pakan berupa lorotan dan roti kadaluarsa untuk ikan semacam bawal dan nila mulai marak pada beberapa tahun terakhir. Lorotan adalah sisa makanan restoran atau warung makan. Harga nasi lorotan saat ini Rp500 per kg. Para pembudidaya tersebut memperoleh lorotan sekaligus roti bekas dari pengepul. Campuran lorotan dan roti kadaluarsa dijual Rp50.000 per karung isi 50 kg.

Fase pembesaran bawal dan nila membutuhkan waktu 2,5—3 bulan. Jika pembesaran sampai tiga bulan, hitung punya hitung, biaya pakan dengan lorotan hanya Rp2,25 juta, sedangkan yang menggunakan pellet mencapai Rp9 juta.

Hanya saja syarat mutlak penggunaan campuran lorotan ini adalah kolam dengan air mengalir. Jika air tidak mengalir ikan bisa mati semua. Ini disebabkan karena adanya lapisan minyak yang timbul dari lorotan. Bila air kolam mengalir, lapisan minyak ini akan hilang dari permukaan air. Apabila air menggenang, minyak bisa saja menyangkut di insang sehingga ikan mati.

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pukul 09.00—10.00 dan 14.00—15.00. Pemberian pakan saat cuaca relatif panas ini bertujuan agar si ikan aktif bergerak karena suhu airnya telah hangat. Keaktifan gerak ini menyebabkan nafsu makan akan meningkat. Karena itu kolam sebaiknya tidak terhalang dari sinar matahari. 

 
Sumber: dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar