Rembang-Sekitar jalan masuk Krapyak, komplek pemakaman terbesar di Kabupaten Rembang, tepatnya di kawasan Kelurahan Sidowayah, dimanfaatkan warga setempat untuk ‘ngalap berkah’. Sebagian warga membuat lapak, berjualan minuman dan makanan tepat di jalan masuk pemakaman.
Seperti yang dilakukan Salamah (32) warga RT 4-RW 2 kelurahan Sidowayah, wanita yang kesehariannya ibu rumah tangga itu berani berspkelulasi menjadi pedagang tiban. Di lapaknya disediakan aneka minuman botol, es jus, po ice dan menyediakan jajanan untuk anak-anak. Usaha dadakan itu merupakan kali ketiga dia beupaya mencari rizqi sebagai pedagang tiban.
Hari pertama berjualan dia meraup pendapatan Rp 400 san ribu, mulai pukul 7 pagi hingga menjelang malam. Rencananya, dia berjualan hanya menghabiskan persediaan dagangan. Tahun lalu dia berjualan selama empat hari meraup pendapatan sekitar Rp 1,5 juta, sedangkan modal yang dikeluarkan sejumlah Rp 900 ribu. Keuntungan bersih Rp 600 ribu, digunakan untuk merayakan 'bada kupat/kupatan', tradisi sepekan pasca lebaran yang justru lebih ramai dibandingkan perayaan Idul Fitri.
Pedagang tiban lain, Sumirsih (52) berjualan bunga tabur di jalan masuk makam Krapyak juga tak kalah sumringah. Hari pertama berdagang telah mengantongi uang Rp200 san ribu, bunga tabur dijual dalam keranjang kecil, dihargai Rp 7.500.
Modal yang dikeluarkan Sumirsih sejumlah Rp 250 ribu, dia berharap hingga dagangan habis diperoleh uang sebanyak Rp 500 ribu, keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk merayakan kupatan bersama anak, cucu dan kerabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar