Peluang Usaha
PELUANG USAHA
Selasa, 20 September 2011 | 15:50 oleh Ragil Nugroho, Dea Chadiza Syafina
TAWARAN KEMITRAAN KULINER DIMSUM
Mencicipi peluang bisnis makanan ringan China
Sebagai salah satu makanan camilan, dimsum makin digemari oleh masyarakat Indonesia. Makanan yang biasanya tersaji di restoran China ini terdiri dari beberapa varian. Yang paling populer adalah siomay, bakpao, lumpia, dan pangsit.
Dimsum biasanya disajikan dalam krakat atau kukusan bambu. Camilan sarapan ala China Selatan ini biasa dijual per krakat berisi dua hingga empat dimsum. Lantaran banyak penggemar, peluang menjual dimsum pun lebar.
Ediyoso pun tahu peluang ini. Itulah sebabnya ia kemudian mendirikan BeeBee Dimsum di Jakarta pada awal 2010 lalu.
BeeBee Dimsum menyajikan menu spesial, yakni dimsum ayam dengan aneka siomay, minipao, dan ceker ayam. Ediyoso pun menjamin kudapan kecil buatannya ini halal dan tanpa bumbu penyedap atau MSG. Harganya pun terjangkau, yakni hanya Rp 10.000 per porsi.
Karena permintaan untuk menjadi sekondan semakin banyak, pada akhir 2010, Ediyoso mulai menawarkan kemitraan lepas tanpa royalty fee. Dengan investasi sebesar Rp 10 juta, mitra bisa langsung mulai berjualan.
Investasi tersebut sudah mencakup biaya operasional, bahan baku untuk 40 porsi, gaji karyawan, dan sewa lokasi. Mitra juga sudah memperoleh satu unit booth, stainless dan bamboo steamer, gas, kompor, dan perlengkapan promosi.
Dengan memasang target penjualan 40 porsi per hari, mitra diperkirakan akan memperoleh omzet per bulan sebesar Rp 12 juta dengan laba bersih sebesar Rp 1,8 juta. Menurut Ediyoso, perkiraan balik modal mitra sekitar lima hingga enam bulan.
Kini, BeeBee DimSum sudah memiliki enam mitra di Jakarta, Tangerang, dan Bogor. "Saat ini, kami sedang mempersiapkan satu gerai yang akan buka di Bandung," tegas Ediyoso.
Ediyoso yakin, bisnis ini masih sangat menjanjikan karena pemainnya masih terbatas. Selain itu, variasi makanan sangat banyak sehingga terbuka kesempatan untuk berinovasi.
Pengamat waralaba yang juga Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Amir Karamoy mengatakan, pangsa pasar camilan ringan nan mengenyangkan ini sangat terbuka lebar. Pasalnya, bisnis kuliner tak pernah mengenal kata sepi bila produsen membuat sesuatu yang inovatif dan disukai masyarakat.
Apalagi jenis masakan Chinese food yang sudah banyak penggemarnya di Tanah Air. Meski begitu, sebaiknya penjual mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Kalau sudah ada sertifiksi halal, pasti pangsanya lebih luas lagi," tutur Amir.
Mitra juga harus survei pasar lebih dahulu agar dagangannya tetap laris sehingga perputaran uang lancar. Pemilihan tempat jualan sebaiknya di lokasi yang ramai.
Selain pengenalan produk, mitra juga harus mempertimbangkan untuk melabeli dengan harga murah. "Makanan ringan ini bisa dijajakan di lokasi yang ramai di sekitar orang yang sedang berolah raga, karena makanan ini cukup menghangatkan dan menyehatkan," imbuh Amir.
BeeBee DimSum
Jl. Garuda Raya Kav. 98
Tangerang Selatan 15222
Telp. 02183456966.
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/77858/Mencicipi-peluang-bisnis-makanan-ringan-China
Dimsum biasanya disajikan dalam krakat atau kukusan bambu. Camilan sarapan ala China Selatan ini biasa dijual per krakat berisi dua hingga empat dimsum. Lantaran banyak penggemar, peluang menjual dimsum pun lebar.
Ediyoso pun tahu peluang ini. Itulah sebabnya ia kemudian mendirikan BeeBee Dimsum di Jakarta pada awal 2010 lalu.
BeeBee Dimsum menyajikan menu spesial, yakni dimsum ayam dengan aneka siomay, minipao, dan ceker ayam. Ediyoso pun menjamin kudapan kecil buatannya ini halal dan tanpa bumbu penyedap atau MSG. Harganya pun terjangkau, yakni hanya Rp 10.000 per porsi.
Karena permintaan untuk menjadi sekondan semakin banyak, pada akhir 2010, Ediyoso mulai menawarkan kemitraan lepas tanpa royalty fee. Dengan investasi sebesar Rp 10 juta, mitra bisa langsung mulai berjualan.
Investasi tersebut sudah mencakup biaya operasional, bahan baku untuk 40 porsi, gaji karyawan, dan sewa lokasi. Mitra juga sudah memperoleh satu unit booth, stainless dan bamboo steamer, gas, kompor, dan perlengkapan promosi.
Dengan memasang target penjualan 40 porsi per hari, mitra diperkirakan akan memperoleh omzet per bulan sebesar Rp 12 juta dengan laba bersih sebesar Rp 1,8 juta. Menurut Ediyoso, perkiraan balik modal mitra sekitar lima hingga enam bulan.
Kini, BeeBee DimSum sudah memiliki enam mitra di Jakarta, Tangerang, dan Bogor. "Saat ini, kami sedang mempersiapkan satu gerai yang akan buka di Bandung," tegas Ediyoso.
Ediyoso yakin, bisnis ini masih sangat menjanjikan karena pemainnya masih terbatas. Selain itu, variasi makanan sangat banyak sehingga terbuka kesempatan untuk berinovasi.
Pengamat waralaba yang juga Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Amir Karamoy mengatakan, pangsa pasar camilan ringan nan mengenyangkan ini sangat terbuka lebar. Pasalnya, bisnis kuliner tak pernah mengenal kata sepi bila produsen membuat sesuatu yang inovatif dan disukai masyarakat.
Apalagi jenis masakan Chinese food yang sudah banyak penggemarnya di Tanah Air. Meski begitu, sebaiknya penjual mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Kalau sudah ada sertifiksi halal, pasti pangsanya lebih luas lagi," tutur Amir.
Mitra juga harus survei pasar lebih dahulu agar dagangannya tetap laris sehingga perputaran uang lancar. Pemilihan tempat jualan sebaiknya di lokasi yang ramai.
Selain pengenalan produk, mitra juga harus mempertimbangkan untuk melabeli dengan harga murah. "Makanan ringan ini bisa dijajakan di lokasi yang ramai di sekitar orang yang sedang berolah raga, karena makanan ini cukup menghangatkan dan menyehatkan," imbuh Amir.
BeeBee DimSum
Jl. Garuda Raya Kav. 98
Tangerang Selatan 15222
Telp. 02183456966.
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/77858/Mencicipi-peluang-bisnis-makanan-ringan-China
Tidak ada komentar:
Posting Komentar