Tim M-Brothers Junior SMA Muhammadiyah 1 Babat yang telah dinobatkan sebagai juara kompetisi Bisnis Plan ASEANpreneur Idea canvas (AIC) 2011, bertolak ke Singapura pada 26 Agustus 2011 lalu. Tim yang beranggotakan Davina Balqis, Diyah Ayu vivid Nurfaidah dan Muhammad Teguh ini berangkat bersama Kepala sekolah Mustapit dan didampingi M-Brothers Indonesia, Mohamad Najib, Bagus Budi Raharjo, serta Ahmad rizal Jamhari (sebagai Country Manager ASEANpreneur untuk Indonesia) untuk presentasi di NUS (National University Of Singapore).
Rombongan ini pada Rabu, (24/8) sekitar pukul 14.00 WIB sudah mulai berangkat menuju Bandara Adi Sucipto Jogjakarta, untuk mengejar jadwal penerbangan pukul 08.00 WIB pada pagi harinya.”Maklum kami mencari harga tiket yang paling murah karena pertimbangan dana operasional. Begitu juga pulangnya kita harus lewat Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat termurah,” Kata Mohamad Najib sebagai pendamping dari M-Brothers Indonesia.
Rombongan tiba di Bandara Chang Ie pada Kamis pagi 10.45 waktu Singapura setelah melewati kurang lebih 1 jam 45 menit penerbangan. Aroma negara maju telah tercium ketika mulai mendarat di bandara. Dilanjutkan saat kami naik kereta api dari station MRT (Stasiun Kereta api) Chang ie menuju stasion MRT Kalling (sebuah kota di Singapura). Di sana telah ada panitia yang menjemput, namanya Sheng yu. Di Negara kecil ini semuanya berbasis teknologi. Saat membeli tiket kereta saja sudah dilakukan di perangkat seperti mesin ATM di Indonesia.
“Selanjutnya oleh Sheng yu kami diantar ke apartemen sekitar daerah Kalling untuk briefing presentasi materi. Di sana kami belajar presentasi dengan Audry dan sheng yu (manager Pengembangan SDM ASEANpreneurs), “ ungkap Davina.
Tim kemudian belajar bersama mereka kurang lebih 4 jam sehingga tidak ada yang sempat bermain. Malam harinya kami istirahat di daerah Lavender, yaitu salah satu tempat penginapan di Kalling. “saya sangat terkesan dengan konsep tata kota Singapura, sangat bersih. Bahkan karena saking bersihnya, kami mencari warung dipinggir jalan sangat susah, berbeda dengan di Indonesia”. Cerita Teguh.
Kemudian pada pagi harinya (26/8) rombongan harus sudah sampai di NUS tepat pukul 10.00 waktu Singapura. “ setelah sampai di sana, kita mendapat pengarahan dari tim ASEANpreneur . Yang paling hebat kami ditunjukan ruangan kecil berukuran 4x5 meter yang setiap sore tidak pernah sepi dari Investor. Ruangan itu adalah Incubator bisnis center NUS”. Cerita Vivid.
“Ruangan itu memang luar biasa, hampir setiap hari para investor membeli ide bisnis dari ruangan tersebut. Ini harus dicontoh untuk perkembangan Kewirausahaan di negara kita, termasuk bagaimana membuat konsep matang dan bisa dibeli Investor, selain itu kita juga diajari untuk bernegosiasi dengan calon investor”, tambah Rizal Jamhari.
Tepat pukul 4.00 sore tim menerima kedatangan Professor Tom Khosnik, seorang professor yang didatangkan dari Stanford University, London oleh panitia, “kami pun mulai agak deg degan, meskipun kami sudah dinobatkan sebagai Juara dan berhak membawa pulang 1000 dollar Singapore”, kenang Teguh. “Selain presentasi di depan Professor Tom Khosnik, hadir juga Mr. Wong Sang Wuoh (Assosiate Director NUS), serta para mahasiswa dari berbagai negara ”, imbuh Davina.
Ada beberapa penilaian penting yang disampaikan oleh Prof. Tom khosnik, dikatakannya, orsinilitas ide tim SMA Muhammadiyah 1 Babat bagus Tapi perlu lebih disempurnakan lagi hasilnya. Beliau merekomendasikan agar karya ini diikutkan lomba di Amerika tahun depan untuk mendapat dukungan dari para ahli. Dia juga menyarankan agar sistem bisnis yang dibuat harus disempurnakan untuk bisa menarik minat investor.
Menurut Direktur M-Brothers Institute, Bagus Budi Raharjo, acara tersebut memang khusus untuk juara pertama ASEAN. Sedangkan untuk juara 2 dan 3 diundang pada waktu yang berbeda, dengan professor sesuai bidang karyanya. Pada kesempatan ini juga M-Brothers Institute berhasil menjalin kerjasama sebagai mitra pengembangan Entrepreneursip dan Leadership di Indonesia. Termasuk pertukaran mahasiswa untuk mengikuti Pelatihan ASEANpreneur.
“Kami telah mendapat pengalaman yang banyak di Singapura ini. Ke depan kami akan mengembangkan program ini sebagaimana kami telah mendapat pelajaran dari Professor Tom Khosnik,” ujar Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Babat Mustapit.
Masih menurut Mustapit, dia juga akan berusaha meningkatkan kualitas sekolah dengan sistem pembelajaran seperti di Singapura. Dan dia berharap agar prestasi ini bisa sebagai awal pintu untuk meraih prestasi internasional lainnya.
Sebelum pulang mereka juga sempat bermain di Marina Bay, dimana ada patung Singa dan Lintasan F1. “Saya heran di Singapura itu kok tidak ada sampah yang berserakan. Serta warga di sana sangat tertib dalam hal apapun. Tidak ada yang buang sampah sembarangan, tidak ada yang makan sembarang tempat, tidak ada yang nyerobot rambu-rambu. Sampai kereta api dan bus pun tidak membutuhkan kernet.”kesan Najib mengakhiri perbincangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar