Minggu, 25 September 2011

Wayang dari Pelepah Pisang Kreasi Santo Wijoyo

PDF Cetak E-mail
Minggu, 25 September 2011 08:18
Selalu ada yang baru dalam kreasi pembuatan wayang, baik diciptakan seniman maupun para perajin untuk tujuan komersial. Agaknya sosok wayang dapat dikembangkan terus-menerus sesuai daya imajinasi para kreator.

santo_wijoyoSelama ini produk wayang yang ditampilkan dalam pergelaran maupun sebagai barang hias umumnya berbahan baku kulit lembu. Selain itu, muncul produk wayang berbahan baku kertas, kayu (wayang golek dan wayang tengul) bahkan rumput. Desainnya pun cukup beragam, karena kesenian wayang yang berkembang di berbagai provinsi di Tanah Air memiliki ciri khas masing-masing.

Kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi wayang  ternyata masih banyak, diantaranya pelepah pisang (bahasa Jawa: debog) seperti yang dikembangkan seorang perajin di Surabaya yakni Santo Wijoyo.

Lelaki berusia 57 tahun itu sejak 2 tahun terakhir menggeluti pembuatan wayang berbahan baku pelepah pisang dan memasarkannya untuk barang hias.
Ada banyak sosok wayang pelepah yang dihasilkan Santo, dimana sosok-sosok itu didasarkan cerita Mahabarata maupun Ramayana yang lazim dipergelarkan dalam pertunjukan wayang kulit sejak dahulu kala.

Maka produknya berupa tokoh-tokoh pewayangan seperti punakawan Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Juga Arjuna, Werkudoro, Gatotkaca, Limbuk, Cangik, Togog dan lainnya lagi.

“Kami tertarik memproduksi wayang debog bertujuan memperkenalkan budaya Jawa, dengan harapan penggunaan bahan baku yang belum pernah dimanfaatkan sebelumnya ini dapat menarik minat masyarakat,” ujar lelaki kelahiran Yogyakarta itu.

Motivasi demikian didasarkan penilaiannya bahwa penggemar wayang mulai menurun, padahal sosok wayang berpeluang untuk dikembangkan dalam bentuk produk kerajinan yang layak jual. Bahkan penjualannya bisa diperluas ke mana saja.


Para perajin di Jawa Timur sebetulnya telah banyak memproduksi aneka barang hias dan barang pakai dengan memanfaatkan pelepah pisang.
Pilihan Santo terhadap wayang terkait dengan latar belakangnya yang bisa mendalang dan telah berulangkali menjadi pembawa acara/master of ceremony (MC) khusus berbahasa Jawa. Profesi demikian cukup berkembang di Surabaya maupun Jawa Timur, terutama diperlukan dalam resepsi pernikahan.

Untuk menghasilkan produk wayang, Santo tidak kesulitan mendapatkan bahan baku pelepah pisang sebab ketersediannya cukup melimpah. Tentu saja pelepah yang dikreasikan menjadi produk wayang dikeringkan terlebih dulu.

“Untuk menghasilkan produk wayang kami membuat pola dari kertas karton, dan pelepah pisang kami fungsikan sebagai pelapis yang direkatkan dengan lem lalu divernis,” ujarnya tentang proses produksi wayang pelepah pisang.

Bahan lain adalah zat pewarna untuk memperindah bagian wajah. Selain itu, menggunakan asesori dari biji-bijian dan tali benang. Seperti halnya wayang kulit, maka produk Santo dilengkapi penjepit dari kayu.

Dengan penggunaan bahan baku semacam itu produk wayang pelepah pisang dapat digerak-gerakkan sebagaimana wayang kulit, bahkan bisa dipergelarkan. Fungsi lainnya adalah sebagai hiasan dinding.


Sebagai perajin, tujuan Santo selain memperkenalkan budaya Jawa juga untuk memperluas komersialisasi atas produk yang dihasilkannya. Harga jualnya didasarkan besar kecilnya ukuran wayang. Ukuran besar bisa Rp1 juta dan yang kecil hanya Rp100.000/buah.

Belakangan Santo juga memproduksi ukuran lebih kecil lagi dengan harga lebih rendah untuk suvenir undangan resepsi pernikahan.

Dia mengaku volume penjualan produk wayang pelepah pisang itu belum banyak, karena sebagai produk baru masih harus disosialisasikan secara gencar. Karena itu, lelaki berkumis itu tidak henti mengikuti pameran antara lain pameran aneka produk usaha kecil menengah (UKM) yang difasilitasi PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya, belum lama ini.

“Kalau penjualan produk kami ini meningkat, maka kami bisa merekrut banyak tenaga untuk memenuhi pesanan. Tapi kami kini terbuka bagi siapa saja yang berminat belajar membuat wayang debog,” ujar Santo yang tinggal di bilangan Keputih Tegal Timur, Surabaya Timur.

Apa yang dilakukan Santo telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dengan membeli beberapa produk wayang pelepah pisang untuk suvenir tamu-tamu Pemda setempat. Apresiasi Pemprov Jatim itu diharapkan turut meningkatkan promosi hingga provinsi-provinsi lain dan luar negeri. (*/Bisnis)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/produk/inovatif/11406-wayang-dari-pelepah-pisang-kreasi-santo-wijoyo.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar