Selasa, 13 September 2011

Mengetahui Perpindahan Atau Ruaya Ikan Sidat

Sidat Kita
Migrasi, Perpindahan atau Ruaya Ikan Sidat
Ikan sidat ketika sudah dewasa dan siap untuk kawin biasanya mereka akan mencari jalan ke laut dalam atau samudera untuk berpijah, perjalanan ikan sidat dari air tawar ke air laut biasa disebut sebagai ruaya ikan sidat, sedangkan arti ruaya secara luas adalah merupakan  satu  mata  rantai  daur  hidup  bagi  ikan  untuk  menentukan habitat dengan  kondisi yang sesuai bagi keberlangsungan  suatu tahapan  kehidupan ikan.
Studi  mengenai  ruaya  ikan  menurut  Cushing(1968)  merupakan  hal  yang  fundamental
untuk  dunia  perikanan  karena  dengan  mengetahui  lingkaran  ruaya  ikan  akan  diketahui
daerah dimana stok atau sub populasi itu hidup. Ruaya  ini  mempunyai  arti penyesuaian,
peyakinan  terhadap kondisi  yang menguntungkan  untuk eksistensi dan  untuk reproduksi
spesies seperti ikan sidat.

Menurut  Chimit  (1960) Effendie  (1997)  tidak  semua  ikan  melakukan ruaya. Ada  ikan  bukan  peruaya  yaitu  ikan  yang  tidak  pernah meninggalkan habitatnya. Ikan  peruaya  pada  waktu  tertentu  meninggalkan   habitatnya  untuk  melakukan  aktivitas tertentu,  sehingga  ada  beberapa  spesies  ikan  mempunyai  daerah  ruaya  yang  berbeda baik secara musiman maupun pada tahapan perkembangan hidup.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan ruaya ikan  yaitu :

a) Amfibiotik : ikan  yang beruaya dari air laut ke air tawar atau sebaliknya.
b) Holobiotik : ikan  yang tidak melakukan ruaya selama hidupnya tinggal di air tawar atau di air laut saja. Namun ada beberapa menjadi peruaya.
c) Diadrom : ikan melakukan ruaya untuk berpijah
d) Amfidrom : ikan beruaya untuk mencari mak anan
e) Potamodrom : ikan yang hidup dan beruaya di perairan tawar saja termasuk sungai
dan danau

f) Oseanodrom : ikan yang hidup di laut dan beruaya di laut.
g) Batidrom : ikan  yang beruaya di perairan dalam
h) Brakheadrom : ikan yang beruaya di perairan dangkal
i) Katadrom : ikan yang beruaya dari air tawar ke laut hanya untuk berpijah
j) Anadrom : ikan yang beruaya dari laut ke air tawar untuk berpijah
Macam-macam Ruaya

a.  Ruaya Pemijahan
Pergerakan  ruaya  ikan  ke  daerah  pemijahan  mengandung  tujuan  penyesuaian
dan peyakinan tempat  yang paling menguntungkan untuk perkembangan telur dan larva.
Sejak  telur  dibuahi  sampai  menetas.  Terus  menjadi  larva  meruapakan  saat  yang  kritis
karena  mereka  tidak  dapat  menghindarkan  diri  dari  serangan  predator.  Jadi  ruaya

pemijahan  mengandung  pengaruh  yang  langsung  berhubungan  dengan  rekruitmen  dan
mortalitas. Salah  satu  bagian   dari  ruaya  pemijahan  ialah  ”reproductive  homing”  yaitu
kembalinya  ikan  ke  daerah  asal  kelahiran  sebelum  mengadak an  reproduksi.  Hal  ini
sangat  menentukan  untuk  kelangsungan  hidup  individu  atau  populasi  serta  menambah
keberhasilan  proses  perkawinan  karena  sangat  memungkinkan  untuk  bertemunya
pasangan yang sejenis dan proses reproduksi. Ruaya  pemijahan  ikan  katadrom  per gerakann yang  searah  dengan  arus pada  waktu ia  berada  dalam  sungai  tetapi  apabila  sudah  sampai  di  laut  pergerakannya  aktif  untuk mencapai  daerah  pemijahan.  Contoh  ikan  yang  melakukan  ruaya  pemijahan  yaitu  ikan sidat yang  terdapat  di Eropa atau  Amerika  Serikat. 

Ikan  Sidat  Eropa (Anguilla  anguilla) pada  saat  mulai  mengadakan  ruaya  pada  Bulan  Desember  berumur  9  –  12  tahun  ikan - ikan  sidat  yang  hidup  dalam  kolam  atau  perairan  tertutup  lainnya  ini  akan  keluar mencari  sungai  –  sungai  yang  menuju  ke  laut.  Perjalanan  di  sungai  umumnya dilaksanakan  pada  waktu  malam  hari  karena  itu  tingkah  lakunya  belum  banyak diketahui.

Selama  perjalanan  sampai  ke  tempat  pemijahan  tidak  pernah  makan  dan
perubahan  yan g  terdapat  dari  perjalanan  itu  antara  lain  tubuhn ya  menjadi  kurus,
matanya  semakin  besar  sampai  empat  kali  daripada  sebelumnya,  hidungnya  semakin
lancip,  warnanya  berubah  menjadi  warna  perak  dan  garis  tengah  telurnya  semakin
besar.  Ikan  sidat ini memijah di Laut  Sargasso  pada bulan Nopember  tahun berikutnya.
Pemijahan tersebut terjadi pada  kedalaman  400 m dibawah permukaan  laut dengan  suhu
antara 16 – 17o C.

Selain  di Eropa,  ikan  sidat  ini juga dijumpai di Jepang, Australia  dan  Indonesia,
tetapi tempat  berpijahnya ikan – ikan sidat tersebut masih belum diketahui dengan pasti.
Ada  dugaan  ikan  sidat  di  Indonesia  berpijahnya  di  Samudera  Selatan  Pulau  Jawa
berdasarkan  adanya  larva  ikan sidat tersebut  di  Pantai  Selatan  Jawa  seperti  Pelabuhan  Ratu dan Cilacap.
Ikan  –  ikan  dari  Famili  Galaxide  dan  Gobiidae  yang  hidup  di  Sungai  juga  katadrom
melakukan ruaya pemijahan pergi ke laut  yang tidak  jauh  dari  pantai dan dibagian  yang
dangkal.  Kelompok  ikan  belanak  baik  yan g  hidupnya  di  dalam  danau  atau  yang  di
daerah pantai juga kalau berpijah pergi ke laut  yang tidak jauh dari pantai. Lain halnya dengan golongan ikan sebelah yang biasa hidup di bagian yang dangkal  kalau  akan  berp ijah beruaya  ke  bagian  dalam. 

Ruaya  pemijahan  ikan anadrom, setelah masuk ke dalam sungai harus  menentang arus  dan ban yak menempuh perjalanan jauh  sebelum  mencapai  daerah  pemijahan.  Biasanya  golongan  ini  mengadakan pemijahan  pada  tahun  yang  sama  dengan  tahun  mulai  beruaya.  Pada  ikan  Salmon  ada dua  macam  waktu  pemijahan  yaitu  ikan  keturunan  musim  dingin  dan  ikan  keturunan musim  semi.  Masing-masing  berbeda  ketika  induknya  mendekat ke muara  sungai.  Ikan yang  masuk  ke  muara sungai  pada musim  semi  gonadnya  belum masak  benar  dan  akan memijah pada tahun berikutnya.

b.  Ruaya ke daerah pembesaran dan mencari makanan.
Ruaya  ke  daerah  pembesaran  dan  pencarian  makanan  dilakukan  oleh  anak  ikan  atau
oleh  ikan  dewasa  secara  vertikal  atau  horizontal.  Ruaya  ini  mempunyai  pengaruh
terhadap  pertumbuhan  atau  survival  ikan  itu.  Anak  ikan  atau  larva  ikan  laut  dan  air
tawar melakuk an ruaya  denatant  (berasal  dari  pemijahan dan searah  arus) secara  positif
dari  daerah  pemijahan  ke  daerah  pembesaran  atau  ke  daerah  makanan.  Misalnya  ikan bandeng  (Chanos  chanos)  yang  cara  memijah  dan  daerah  pemijah annya  belum
diketahui pasti.  Pada musim  nener  pertama dari  Bulan  September  sampai dengan bulan
Desember dengan puncaknya  pada bulan Oktober dan Nopember dan pada musim nener
kedua yaitu Bulan April dan  Mei,  nenernya  banyak didapatkan di  daerah pantai  tertentu
di  utara  Pulau  Jawa  dan  Madura  (Hora  dan  Pilay,  Larva  ikan  sidat  (Leptocephalus)
beruaya  denatant  secara  pasif  ke  daerah  pembesaran  di  pantai  seperti  terdapat  di
Pelabuhan Ratu  dan Cilacap. Kalau larva  itu sudah  metamorfosa  akan  melakukan  ruaya ke sungai  dan  daerah  makanan  untuk  menerusk an  hidupnya.  Larva  ikan-ikan  oseanik yang  terapung  begitu  saja  di  permukaan  bergantung  kepada  gelombang  dan  arus membawanya. Larva demikian biasanya jadi sasaran perburuan ikan predator.
Ikan  oseanik  umumnya  mempun yai  telur  yang  lebih  berat  dari  air  laut  dan
tenggelam.  Pada  kedalaman  tertentu  telur  tadi  akan  menetas  yaitu  kira-kira  di  daerah
yang  ban yak  makanannya  dan  aman  dari  predator.  Ada  ju ga  larva  ikan  oseanik  yang melakukan ruaya nocturnal vertikal  secara  aktif  mencari  makanan  di  daerah  permukaan pada waktu malam hari dan pada pagi harinya akan kembali ke bagian dalam.
Seperti  telah  dikemukakan  bahwa  ruaya  denatant  ke  daerah  makanan  dan
pembesaran  terdapat pula  pada larva  ikan tawar.  Pemijahan ikan  itu  di  sungai biasanya
bertepatan  dengan  meningginya  permukaan  air  pada  waktu  awal  musim  hujan.  Telur
dan  larva  ikan  ditransportasikan  ke  bagian  hilir  sungai,  apabila  air  telah  turun  kembali


dan  larva  telah  dapat  berenang  dengan  aktif  akan  beruaya  ke  daerah  makanan.  Pinggir danau  yang  berumput  dan  tidak  dalam  merupakan  daerah  pembesaran  anak-anak  ikan dan  daerah  pembesarannya.  Ikan  air  tawar  dewasa  secara  aktif  mengadakan  ruaya  ke daerah  makanan  setelah  melakukan  pemijahan  kalau  ikan  itu  tidak  mati.  Selama  ruaya ada ikan  yang aktif mengambil makanan dan dapat pula yang tidak.
Ikan  lakustrin  setelah  melakukan  pemijahan  di  pinggir  danau  yang  tidak  dalam akan  kembali  beruaya  ke  bagian  yang  dalam.  Pada  ikan  adfluvial  setelah  berpijah  di sungai  akan  beruaya  kembali  ke   daerah  makanannya  di  danau.  Sebagian dari  golongan ikan  addfluvial  ini,  ada  kelompok  yang  memisahkan  diri  berpijah  ke  sungai  yang  lain, dan  lama  kelamaan  dari  kelompok  ikan  itu  akan  menjadi  sub  populasi,  karena  adanya pemutusan gen secara turun temurun. Pada ikan penghuni  yang dalam, ada juga yang melakukan  ruaya  nokturnal  periodik  seperti  ikan  yang  terdapat  di  laut,  juga  ruaya nokturnal  ke  daerah  makanan  di  dasar  anak  sungai  yang  kecil  dan   dangkal.  Pada  pagi hari ikan-ikan tersebut kembali lagi ke sungai yang besar.
Ruaya  nokturnal  ke  daerah  makanan  secara  reguler  juga  dilakukan  oleh  beberapa  ikan laut. Hal ini disebabkan karena tempat hidup ikan tersebut pada malam hari kekurangan
makanan.  Ikan  akan  beruaya  mengikuti  makanannya  yang  mengadakan  ruaya  vertikal
pada  malam  hari.  Ikan  mackerel  secara  regular  mengikuti  kelompok  makanann ya  ke
atas  dan  ke  bawah,  sedangkan  golongan  ikan  clupea  melakukan  ruaya  ke  satu  daerah makanan  yang baik kemudian ke tempat yang lain secara reguler.
c. Ruaya pengungsian
Ruaya  pengungsian  adalah  ruaya  untuk  menghindarkan  diri  dari  tempat  yang
kondisi yang  tidak  baik,  atau  meninggalkan  tempat  daerah  makanan  beruaya  ke  tempat yang  kondisinya buruk  tetapi  diperlukan  untuk melengkapi daur  hidupnya sebagai  awal ruaya  pemijahan.  Di  daerah  yang  bermusim  empat  ada  ikan  yang  melakukan  ruaya overwintering yaitu pada musim dingin pergi meninggalkan tempat daerah  makanannya menuju  ke  daerah  temp at  lain  selama  musim  dingin.  Misalnya  ikan  Salmon  yang mengadakan  ruaya overwintering pada  awal  musim  dingin  pergi  ke  sungai  yang  agak dalam  dimana  selama musim  dingin  mereka  itu  dalam  keadaan tidak  aktif  dan biasanya tidak makan.

Demikian  juga  pada  ikan-ikan  tawar  setelah  men yelesaikan  masa  makann ya  di
daerah makanan  yang baik dengan kondisi tubuh yang baik akan beruaya overwintering.
Jika sekiranya ikan itu  belum siap karena kondisinya  kurang b aik  atau gonadnya belum



berkembang  mereka  akan  tetap  di  daerah  makanan  dan  tidak  melakukan  ruaya
overwintering.  Namun  sebenarnya  ada  juga  ikan  yang  tidak  membutuhkan
overwintering  untuk   melengkapi  dau r  hidupnya,  tetapi  mereka  melakukan  juga  ruaya
overwintering  karena  untuk  menghindari  diri  dari  predator  pada  musim  tersebut,  atau
tempat itu memang benar – benar berbahaya yan g  dapat menyeb abkan kematian.
Di  daerah  tropis  ikan  –  ikan  lakustrin  baik  yang  di  danau  atau  yang  di  rawa
seringkali  mengadakan  ruaya  pengunngsian  karena  kondisi  habitatnya  buruk.  Pada
permulaan  musim  kemarau  air  yang  masuk  ke  dalam  danau  mulai  masam  karena
menyebabkan pembusukan  daun  – daun tumbuhan,  rumput dan lain  –  lainnya  sehingga
air  kekurangan  zat  asam.  Ikan-ikan  lakustrin  tersebut  akan  meninggalkan  danau  atau
rawa menuju sungai atau saluran pembuangan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ruaya ikan.
Ikan  men gadakan  ruaya  pemijahan,  ruaya  ke  daerah  makanan  dan  pembesaran
dan  ruaya  pengungsian  tidak  terlepas  dari  beberapa  faktor  yang  mempengaruhinya.
Faktor  faktor  tersebut  dapat  digolon gkan  menjadi  dua  kelompok  yaitu  faktor  luar  dan faktor  dalam.  Faktor  luar  adalah  factor  lingkungan  yang  secara  langsung  atau  tidak langsung  memegang  peranan  di  dalam  aktivitas  ruaya  ikan  antara  lain  taksis,  suhu, intensitas  cahaya  matahari,  air  hujan,  penambahan  limbah.  Faktor  dalam  ialah  faktor yang  terdapat  dalam  tubuh  misalnya  sekresi  kelenjar  hormone,  adanya  osmoregulasi, dan lain-lainn ya yang berhubungan dengan faktor luar tadi.
Sumber :
file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm  (89  of
112)
By. Sidat Kita





Tidak ada komentar:

Posting Komentar